BOGOR (HAKA) – PT Cisarua Mountain Dairy melalui produknya Cimory, meluncurkan program 1.000 Srikandi peternak Indonesia, di Bogor, Selasa (14/12/2021) lalu.
Presiden Komisaris PT Cisarua Mountain Dairy, Bambang Sutantio mengatakan, melalui program itu, Cimory mengajak 1.000 peternak wanita di wilayah Jawa Barat, untuk mengulik secara mendalam model bisnis peternakan sapi perah.
Dengan metode praktik manajemen terbaik, yang disertai dengan literasi keuangan dan pemanfaatan internet, yang sejalan dengan perkembangan era digitalisasi saat ini.
“Cimory percaya bahwa para peternak perempuan mempunyai potensi yang besar dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas susu di Indonesia,” sebutnya.
Ia menjelaskan, dalam program ini para peternak wanita akan mengikuti pelatihan selama 3 hari, untuk belajar tentang Good Dairy Farming Practices (GDFP).
“GDFP meliputi manajemen pakan, periode laktasi, manajemen pedet, kesehatan ternak, reproduksi ternak dan kualitas susu,” jelasnya.
Selain itu, sambung Bambang, mereka juga akan mendapatkan tambahan pemahaman terkait literasi keuangan, kewirausahaan serta literasi digital.
Pelatihan ini akan dibagi dalam 40 kelas selama 16 bulan, yang telah dimulai sejak November 2021 dan akan berakhir pada Desember 2022.
“Ini terbagi dalam 6 lokasi yakni Cisarua, Cianjur, Sukabumi, Kuningan, Lembang dan Garut. Peserta yang ikut pelatihan ini peternak wanita, istri ataupun anak perempuan dari seorang peternak,” ujarnya.
Sementara itu, Bunyamin selaku Ketua KUD Giri Tani mengatakan, target peningkatan konsumsi susu perlu dibarengi dengan peningkatan produksi susu segar dalam negeri (SSDN).
Oleh karena itulah, dibutuhkan pemahaman bagi para peternak, untuk menghasilkan susu dan produk susu yang berkualitas tinggi agar masyarakat memiliki kepercayaan terhadap produk tersebut dan merasakan manfaatnya bagi kesehatan mereka.
Sementara itu, National Dairy Extension Expert representatif dari CVS Vyta Wahyu Hanifah menyampaikan, wanita juga memegang peranan penting, dalam membangun perekonomian di pedesaan.
“Kami harap dengan adanya program pelatihan ini, para peternak wanita dapat terus berperan aktif melalui peningkatan keterampilan dan keuntungan usaha ternak di Indonesia khususnya di Jawa Barat,” tukasnya.(zul/rilis)
