TANJUNGPINANG (HAKA) – Pada triwulan pertama (Januari-Maret) tahun 2024 ini, terjadi lonjakan signifikan dalam pendapatan negara di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), yang mencapai angka Rp 2,2 triliun.
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJPb) Kepri, Indra Soeparjanto, menegaskan bahwa kinerja ekonomi yang baik, menjadi pemicu utama pertumbuhan ini.
“Pendapatan Negara di Kepri triwulan pertama tahun ini telah mengalami pertumbuhan positif yang signifikan,” ujar Indra.
“Dorongan utama berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang mengalami kenaikan sebesar 145,62% (yoy).” imbuhnya.
Ia mengatakan, penerimaan perpajakan juga memberikan kontribusi besar, mencapai Rp 2.217,51 miliar atau 77,88 persen dari total Pendapatan Negara di Kepri pada Maret 2024.
“Penerimaan perpajakan menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,93 persen (yoy), menandakan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya.
Namun, lanjut kata dia, tidak hanya sektor perpajakan yang menyumbangkan pertumbuhan. Kinerja sektor industri pengolahan, juga memberikan dorongan signifikan terhadap pendapatan negara.
“Aktivitas produksi dan konsumsi yang terjaga, serta transaksi domestik yang stabil, menjadi landasan kuat bagi pertumbuhan ekonomi di Kepri,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, meskipun terdapat penurunan pada penerimaan bea masuk dan bea keluar, hal ini diimbangi oleh peningkatan dalam penerimaan cukai.
“Peningkatan permohonan pemesanan pita cukai (CK-1) pada bulan Maret 2024 memberikan dorongan tambahan bagi pendapatan negara,” terangnya.
Ia menambahkan, dengan demikian, pertumbuhan positif pendapatan negara di Provinsi Kepri pada triwulan pertama tahun ini, menandai keberhasilan ekonomi daerah dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. (sap)
