Site icon Harian Kepri

Demi Pendidikan Anak, Jadi Motivasi Rahim Jualan Otak-otak di Sungai Enam

Dua orang pengunjung sedang duduk menikmati kuliner otak-otak Mak Long, di Kampung Sei Enam Laut, Bintan Timur-f/masrun-hariankepri.com

BINTAN (HAKA) – Rahim bersama istrinya Susiati, membuka usaha kuliner jualan otak-otak sejak tahun 2021 lalu. Kini, usaha mereka sudah berjalan 3 tahun di Kampung Sei Enam Laut, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan.

“Kami ajukan kredit di bank untuk modal usaha otak-otak,” tutur Rahim bersama istrinya saat dijumpai hariankepri.com, kemarin.

Usaha Rahim itu diberi nama Otak-otak Mak Long. Bahkan, produk kulinernya telah memiliki sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Bukan hanya itu, mereka bersama kelompok usaha lainnya, juga sedang mengurus Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ke Kemenkum HAM, untuk mendapatkan hak merek dagang secara kolektif.

Otak-otak yang ia jual berbahan baku ikan. Di antaranya, ikan todak, tenggiri dan ikan delah. Lalu, daging ikan itu digiling dengan bumbu-bumbu yang khas, sehingga menciptakan rasa sedap dan lezat.

“Otak-otak sotong, daging dan tulang masing-masing seharga Rp 1.500 per biji,” sebutnya.

Dia menceritakan, ia bersama istrinya memutuskan membuka usaha itu demi membiayai pendidikan ketiga anaknya. Pasalnya, kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap tradisional, tidak cukup untuk kebutuhan keluarga setiap harinya.

“Saya kan nelayan. Saya pergi menangkap ikan menggunakan jaring tradisional ke Pulau Numbing, Pulau Mapur di perairan Bintan Pesisi, dan Pulau Telang Kecamatan Mantang,” kenang Rahim.

Akhirnya, dirinya mencoba untuk usaha jualan otak-otak. Alhasil, otak-otak buatannya telah mulai diminati oleh konsumen. Produknya itu, beberapa kali dibeli oleh warga Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia. Bahkan, ada juga dari Malaysia dan Singapura.

“Ada orang Malaysia dan Singapura berwisata dan membeli oleh otak-otak kami untuk oleh-oleh keluarga mereka di sana,” tuturnya.

Dari jualan otak-otak itu, Rahim bersama istrinya dapat melanjutkan pendidikan anak-anaknya. Anak pertama saat ini sudah Kelas XI SMA, anak kedua kelas 8 MTs, dan terakhir SD kelas 6.

“Alhamdulillah, jajan anak-anak setiap hari sudah bisa tercukupi, dan kami bisa biaya SPP dan beli pakaian sekolah anak-anak,” tutupnya. (rul)

Exit mobile version