Oleh : Buana Fauzi Februari
Peserta Seleksi BUP Kepri
PAGI Senin kemarin, 5 Juli 2021 menjadi hari yang berkesan buat saya. Biasanya rutinitas Senin dilalui dengan apel pagi, kali ini harus saya mulai dengan tes antigen.
Ini sebagai persyaratan negatif Covid-19 bagi mengikuti tahapan Uji Kelayakan Kepatutan (UKK) Seleksi BUP Kepri. Saat pandemi begini, yang namanya tes antigen justru menjadi ajang bisnis.
Harganya bisa naik turun, sesuai kondisi pasar. Pelayanannya mendahulukan administrasi diselesaikan, tanpa memperhatikan kondisi pemohon tes.
Tak perlu saya sebut lokasi kliniknya. Demi menjaga kode etik jurnalistik. Pokoknya tak jauh dari Hotel Aston, tempat (UKK) berlangsung. Hehehe.
Alhamdulillah, dengan hasil tes antigen negatif saya pun melangkah pasti untuk mengikuti UKK. Sebelum masuk ruang uji, saya sempatkan membuka WAG kantor. Untuk melihat, apakah ada hal yang dapat dikoordinasikan terkait pekerjaan saya sebagai ASN.
Alangkah terkejutnya ketika mendapat kabar, salah seorang staf di bagian saya terpapar Covid-19. Mungkin ada baiknya Pemko Tanjungpinang periksa dulu seluruh stafnya, beri mereka suplemen penguat imun tubuh, dan berlakukan kembali WFH, agar tugas dan fungsi pelayanan publik tetap berjalan, barulah razia di luar.
Balik ke cerita UKK. Tahapan awal yang harus dilalui adalah Psikotest. Ujiannya dilakukan secara daring, dan berlanjut pada hari ini dengan wawancara. Saya dapat jadwal siang, makanya pagi ini saya sempatkan membuat tulisan ini.
Dermaga Saksi Bisu, judul lagu dari negeri jiran Malaysia, yang mengilhami saya membuat makalah untuk diuji pada seleksi direksi BUP PT Pelabuhan Kepri.
Lagu ini juga adalah lagu favorit bang Ansar Ahmad, Gubernur Kepri. Yang saat menjadi Ketua KNPI dulu, suaranya sering saya dengar.
Menurut KBBI (2009), dermaga dapat diartikan sebagai tembok rendah, yang terletak memanjang di tepi pantai, dan menjorok ke laut, serta berada di kawasan pelabuhan yang biasa digunakan sebagai pangkalan dan bongkar muat barang.
Dengn definisi tersebut dapat dikata dermaga adalah urat nadi kegiatan kepelabuhanan. Sama halnya dengan BUP. Sebagai badan usaha yang bergelut di pelabuhan, sudah sepatutnya BUP mendapat perhatian serius para pengambil kebijakan dan para pemegang modal.
Jajaran direksinya harus diduduki oleh mereka yang memiliki visi misi dan planning bussiness yang jelas dalam 5 tahun ke depan.
Tak berlebihan bila yang akan dipilih sebagai Direktur Utama adalah, yang memiliki kompetensi di bidang Kepelabuhanan. Sebagai contoh, perusahaan konsultan konstruksi. Direkturnya diutamakan Sarjana Teknik Sipil/Arsitektur, begitu juga untuk menjadi ABK kapal diutamakan jebolan sekolah pelayaran.
Dermaga Saksi Bisu, bukan sekadar ungkapan, Saksi Bisu saya jabarkan menjadi Sistem Aplikasi Kepelabuhanan, Social Interest, Bussiness Utility. Jadi saya akan membuat konsep tata kelola pelabuhan menjadi lebih humanis namun tetap berorientasi bisnis.
Social interest adalah suatu ketertarikan dan perhatian individu, terhadap lingkungan sosial untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya secara kooperatif, peka, dan bertanggung jawab agar dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sosialnya.
Sudah saatnya mindset para pelaku kegiatan kepelabuhanan juga mengandung social interest, sehingga pelabuhan menjadi tempat yang nyaman bukan sekadar hiruk pikuk bongkar muat barang, dan naik turun penumpang.
Secara umum, Pengertian Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok organisasi yang melakukan aktivitas penjualan, produksi, distribusi, pembelian, atau pertukaran barang maupun jasa, maka saya akan kelola pelabuhan yang menjadi hak konsesi BUP dengan profit motif yang terukur, teratur dan terstruktur.
Utilitas pada Bahasa Indonesia. Secara garis besar, utility adalah mengacu pada kebermanfaatan produk bagi penggunanya. Jadi, dengan konsep ini akan ada terobosan baru dalam pengelolaan pelabuhan terutama dalam menekan biaya logistik, seperti yang sekarang gencar dilakukan pemerintah program NLE.
NLE adalah Ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang, dan dokumen international sejak kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang.
Berorientasi pada kerja sama antarinstansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, penghapusan repetisi dan duplikasi, serta didukung oleh sistem teknologi informasi yang mencakup seluruh proses logistik terkait, dan menghubungkan sistem-sistem logoistik yang telah ada.
Bila saya diamanahkan mengelola BUP, akan ada terobosan baru yang saya luncurkan dalam bentuk aplikasi startup.
Dengan satu aplikasi yang terinstall di gadget setiap orang, mereka dapat melihat informasi jadwal kapal, kapasitas kursi yang tersedia dan moda transportasi lain yang melayani lanjutan perjalanannya.
Dapat langsung memesan hotel tujuan dan informasi kawasan wisata yang dapat dikunjungi meski tetap harus memperhatikan protokol kesehatan.
Untuk kegiatan bongkar muat barang juga akan dilayani dengan aplikasi khusus sehingga dapat meminimalisir terjadinya over dimension and over loading (ODOL) dan praktik pungutan liar (pungli) di pelabuhan.***