Site icon Harian Kepri

Di-launching BSSN, Bintan Sekarang Punya Tim Tanggap Insiden Siber

Kepala BSSN RI Hisna Siburian dan Plt Kadis Kominfo Bintan Rusli sedang memperlihatkan plakat dalam acara launching CSIRT 17 instansi pemerintah daerah di Jabar-f/istimewa-diskominfo bintan

JAKARTA (HAKA) – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) RI meluncurkan Tim Tanggap Keamanan Siber atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) untuk 17 instansi pemerintahan daerah di Indonesia.

Peluncuran CSIRT ini digelar di Auditorium dr Roebiono Kertopati Kantor BSSN Sawangan, Jawa Barat (Jabar), Rabu (24/7/2024).

Kepala BSSN RI Hinsa Siburian mengatakan CSIRT itu merupakan proyek strategis nasional sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN tahun 2020-2024.

Selain itu, pembentukan CSIRT juga telah diatur dalam Perpres Nomor 82 tahun 2022, tentang perlindungan infrastruktur informasi vital, di antaranya meliputi administrasi pemerintahan.

“Pembentukan CSIRT penting dilakukan agar manajemen insiden lebih terorganisir dan mengurangi tingkat risiko siber yang tinggi di lingkup pemerintahan,” pungkaanya.

Sementara Menkominfo Budi Arie Setiadi menambahkan, pihaknya memerlukan sinergitas antarlembaga maupun pemda agar bersama-sama melaksanakan keamanan siber. Sebab, kata dia, Indonesia menjadi salah tujuan dan target para hacker.

“Kita juga masih kekurangan talenta ahli siber, jadi ini yang harus kita kejar. Saya bersyukur CSIRT itu menjadi salah satu kekuatan kita atas berbagai tantangan global saat ini,” ucapnya dengan singkat.

Plt Kadis Kominfo Bintan Rusli mengatakan, bahwa Kabupaten Bintan menjadi salah satu daerah yang melaksanakan CSIRT dengan nama Bintan-CSIRT.

Menurutnya, usai menerima registrasi CSIRT, Bintan menjadi satu kabupaten kota di Provinsi Kepri yang mempunyai Tim Tanggap Insiden Siber.

“Alhamdulillah. Ini upaya kita bersama sekaligus wujud komitmen dalam menintkatkan keamanan siber khususnya di Bintan,” tambahnya.

Rusli menerangkan, ada 3 fungsi CSIRT. Yakni, memberikan layanan reaktif meliputi koordinasi insiden, triase insiden, resolusi insiden.

Selanjutnya, memberikan layanan proaktif, seperi mempublikasikan informasi kerawanan, keamanan dan tren teknologi serta melakukan audit keamanan informasi.

“Dan memberikan layanan peningkatan kualitas keamanan melalui bimbingan teknis, workshop, cyberdrill test,” pungkasnya. (rul)

Exit mobile version