“Untuk 431 pelaku usaha yang mendapatkan bantuan. Totalnya sekitar Rp 689 juta. Adapun jenis bantuan yang diberikan seperti, blender, kompor gas, alat pemeras jeruk, dandang, kuali, etalase tempat jualan dan lain sebagainya,” terangnya.
Rahma mengatakan, membentuk pengusaha-pengusaha kecil yang tangguh dan mandiri, merupakan tujuan serta menjadi target pembangunan ekonomi kerakyatan di Kota Tanjungpinang.
Keseriusan visi pembangunan ekonomi kerakyatan yang dimiliki Rahma terlihat secara nyata, masif, dan berkelanjutan. Hal itu membuat embrio embrio UMKM dan UKM tumbuh bak cendawan di musim hujan. Setelah mendapat bantuan dukungan peralatan industri dari Rahma, kapasitas produksi para pelaku UMKM/IKM meningkat.
Pelaku IKM keripik bawang, contohnya. Dari sebelumnya memiliki kapasitas produksi 20 kilogram per bulan, dengan bantuan peralatan dari ‘Wali Kota Dandang Panci Kuali’ mampu meningkatkan kapasitas produksinya sampai 40 kilogram per bulan.
“Tidak hanya menyediakan bantuan alat produksi, kita juga menyediakan sarana promosi produk IKM. Tujuannya agar mereka mampu terus meningkatkan kapasitas, dan tentunya juga akan menambah tenaga kerja baru,” ujar Rahma.
Meski bukan daerah penghasil, Rahma berhasil menyusun dan melaksanakan berbagai langkah strategis untuk mengendalikan inflasi. Hasilnya, tingkat inflasi Kota Tanjungpinang berada pada level terendah ke-3 untuk wilayah Sumatera, dan terendah ke-7 di tingkat nasional.
“Saya lebih cenderung membangun ekonomi masyarakat dari skala mikro, langsung kepada para pelaku UMKM/IKM. Jadi saya enjoy saja ketika disebut orang dengan wali kota dandang kuali,” tukasnya. (adv)