TANJUNGPINANG (HAKA) – Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, meningkatkan kewaspadaan penularan kasus monkeypox atau cacar monyet.
“Karena jumlah kasus sudah banyak ditemukan di beberapa daerah di Indonesia,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tanjungpinang, Sri Handono, kepada hariankepri.com, Kamis (2/11/2023)l
Di Kota Tanjungpinang sendiri, sambung Handono, memang belum ada laporan dari fasilitas kesehatan mengenai penyakit ini.
“Tapi kami tetap melakukan antisipasi,” ujarnya
Ia menjelaskan, penyakit cacar monyet ini menular melalui transmisi hewan ke manusia, terutama bagi mereka yang merawat hewan yang terinfeksi.
Penularan, juga dapat terjadi melalui transmisi manusia ke manusia, yang dapat disebabkan karena kontak erat terhadap droplets dari manusia yang terinfeksi lewat saluran pernafasan.
Untuk mengantisipasi penyakit itu, kata Handono, pihaknya aktif melakukan sosialisasi ke seluruh masyarakat Tanjungpinang.
“Termasuk melakukan surveilans melalui aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) penyakit menular,” imbuhnya.
Ia menambahkan, jika masyarakat mengalami gejala seperti sakit kepala, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot sakit punggung, dan cacar harus segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan.
“Kalau ada yang merasakan gejala seperti itu langsung berobat ke fasilitas kesehatan, nanti akan ditangani,” tuturnya.
Sri Handono menambahkan, antisipasi dan tindakan yang dilakukan Dinkes Tanjungpinang ini, juga berdasarkan instruksi dari Kementerian Kesehatan RI.
Pada 18 Oktober 2023 lalu, Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan surat edaran tentang peningkatan kewaspadaan terhadap monkeypox, kepada seluruh daerah termasuk Tanjungpinang.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Kemenkes RI melaporkan penambahan jumlah kasus penyakit cacar monyet per 1 November 2023 sudah ada sebanyak 29 kasus. Kasus itu tersebar di beberapa daerah, seperti DKI Jakarta, Bandung dan kabupaten/kota lainnya.
“Saat ini, ada 29 kasus terkonfirmasi,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, Selasa (31/10/2023).(zul)