BATAM (HAKA) – Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam memprotes pemberian nama “Laksamana Ladi” pada flyover baru di Kawasan Sei Ladi, Kota Batam yang diresmikan oleh Kepala BP Batam, HM Rudi, pada, Rabu (31/12/2024) kemarin.
Ketua LAM Kota Batam, Raja Muhamad Amin, mengatakan, LAM Batam meminta BP Batam untuk menjelaskan dasar pemberian nama tersebut.
Ia juga meminta kepada BP Batam untuk mengundang LAM Batam dan sejarahwan, dalam menjelaskan tentang siapa sebenarnya Laksamana Ladi.
“Jika penjelasan tidak memuaskan, LAM Batam meminta nama tersebut ditinjau ulang,” katanya, dalam keterangam tertulis, Kamis (2/1/2025).
Lebih lanjut ia menyampaikan, LAM Batam juga meminta BP Batam untuk menutup nama yang terlanjur diberikan untuk flyover tersebut, sampai permasalahan asal-usul dan dasar nama “Laksamana Ladi” untuk flyover itu benar-benar terang.
Karena, sambungnya, LAM Batam khawatir jika hal tersebut, tidak dilakukan maka nama yang saat ini sudah terlanjur dikenal luas akan melekat di benak masyarakat sehingga susah untuk dihilangkan. Contohnya, kata dia, seperti Simpang Frengky.
Oleh karena itu, kata dia, ke depan kepada semua stakeholders dalam memberikan nama tempat yang dibangun dan bakal menjadi ikon Kota Batam wajib melibatkan LAM Batam.
“Agar masalah pemberian nama yang menjadi polemik di tengah masyarakat seperti ini tidak terjadi lagi di masa yang akan datang,” tegasnya.
Menanggapi protes LAM Batam tersebut, Kepala BP Batam, HM Rudi mengatakan, BP Batam memutuskan untuk mengganti nama flyover itu dari Laksamana Ladi menjadi Flyover Sungai Ladi.
Ia mengatakan, keputusan itu dilakukan atas masukan dan saran dari para tokoh serta tetua.
“Pertama-tama, saya memohon maaf atas apa yang telah terjadi. Saya berharap keputusan ini dapat diterima oleh semua pihak guna menjaga situasi kondusif Batam yang kita cintai,” pungkasnya. (kar)