Site icon Harian Kepri

Disperdagin Sebut Kenaikan Harga Ayam Karena Vitamin dan Pakan Naik

Kepala Disperdagin, Riany saat memantau harga ayam di pasar tradisional Bintan Center-f/zulfan-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Seksi Stabilisasi Harga Disperdagin Kota Tanjungpinang, Malik menyampaikan, kenaikan harga ayam di pasar tradisional karena beberapa faktor.

“Faktor kenaikan itu kami ketahui saat rapat bersama distributor ayam, yang dipimpin Kepala Disperdagin beberapa hari lalu,” kata Malik, Jumat (25/8/2023) kepada hariankepri.com.

Berdasarkan keterangan distributor ayam, kenaikan harga dikarenakan, tumbuh kembang ayam yang tidak maksimal di musim angin dan hujan ini.

“Seharusnya durasi panen itu sekitar 28 hingga 34 hari, tapi karena faktor cuaca, maka panen tidak merata, alhasil pasokan menjadi kurang,” sebutnya.

Sedianya, kata Malik, distributor ayam yang seharusnya menyuplai ke pedagang misalnya 150 kilogram per hari, turun menjadi 100 kilogram per hari.

“Dampaknya harga di pasaran menjadi naik. Sekarang tertinggi di angka Rp 42 ribu per kilogram,” sebutnya.

Alasan kedua kenaikan harga ayam ini, menurut distributor, akibat vitamin ayam yang juga mengalami kenaikan harga. “Ayam itu juga dikasih vitamin,” sebutnya.

Untuk alasan selanjutnya, tambah Malik, harga pakan ayam sekarang ini juga mengalami lonjakan harga. “Per karung harga pakan naik sekitar Rp 15 ribu,” ucapnya.

Malik sendiri tak bisa memastikan, apakah kenaikan harga ayam ini, juga dipengaruhi penggusuran jutaan ayam dan kandang di Rempang, Batam.

“Memang ada sebagian distributor mengambil di Batam. Tapi apakah pengaruh dari kejadian itu, kami tidak mengetahuinya. Karena distributor tidak ada menyebutkan,” terangnya.

Malik juga belum bisa memastikan, kapan harga ayam ini akan kembali normal kembali seperti biasanya. “Kalau normal sekitar Rp 38 ribu per kilogram,” tukasnya.(zul)

Exit mobile version