Site icon Harian Kepri

DP2KH: Kebutuhan Hewan Kurban di Kepri Sebanyak 16.344 Ekor Tercukupi

Petugas Karantina Pertanian Tanjungpinang memerika sapi yang didatangkan dari Kabupaten Anambas di Pelabuhan Tanjung Unggat, pada Kamis (18/5/2023) lalu-f/istimewa-karantinapertaniantanjungpinang

TANJUNGPINANG (HAKA) – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan (DP2KH) Kepri mencatat, kebutuhan hewan kurban di wilayah Provinsi Kepri pada Idul Adha 1444 Hijriah mencapai 16.344 ekor.

“Jumlah itu terdiri dari, sapi sebanyak 5.118 ekor, dan kambing sebanyak 11.226 ekor,” sebut Kepala DP2KH Provinsi Kepri, Rika Azmi.

Ia menyampaikan, dari jumlah kebutuhan itu, ketersediaan hewan kurban di Provinsi Kepri saat ini menurutnya sudah mencukupi.

Seperti, sapi berdasarkan laporan yang diterima pihaknya dari seluruh kabupaten/kota, tersedia sebanyak 8.754 ekor.

“Jadi tersedia cukup banyak setelah kebijakan pembukaan lalu lintas masuknya HRP (Hewan Rentan PMK,red),” katanya, kepada hariankepri.com, Rabu (31/5/2023).

Rika menjelaskan, sapi kurban yang ada di wilayah Provinsi Kepri saat ini, sebagian besar berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan wilayah hijau PMK.

“Serta ada juga masuk dari Lampung dan Jambi, namun ini khusus untuk wilayah Batam yang saat ini masih zona merah,” jelasnya.

Sedangkan, untuk ketersediaan kambing tercatat sebanyak 12.364 ekor. Namun, kata dia, dari jumlah itu, memang penyebarannya tidak merata di seluruh wilayah Kepri.

“Ketersediaan kambing ini yang paling banyak di Kota Batam,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, khusus untuk wilayah Pulau Bintan, yakni Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan, kebutuhan sapi kurban untuk kedua daerah itu pada Idul Adha 1444 Hijriah sebanyak 951 ekor.

“Ada peningkatan kebutuhan sebanyak 26 persen dari kurban tahun lalu yang sebanyak 749 ekor,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Rika juga menjelaskan, soal kenaikan harga hewan kurban menjelang Idul Adha, merupakan hal yang wajar dan selalu terjadi setiap tahun menjelang Idul Adha.

“Ini tujuannya agar mereka (peternak, red) mendapatkan harga yang lebih optimal untuk kebutuhan sekolah anak-anak mereka dan kebutuhan hidup lainnya,” pungkasnya.(kar)

Exit mobile version