Site icon Harian Kepri

DPRD dan Pemko Beda Pendapat Soal Investasi di Tanjungpinang

Aktivitas Ekonomi di Kawasan Bintan Center, Km 9, Kota Tanjungpinang-f/andy-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tanjungpinang, dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tanjungpinang, beda pendapat soal jumlah investasi yang masuk ke Kota Tanjungpinang sepanjang 2019.

Anggota Komisi I DPRD Kota Tanjungpinang Reni menyebut, sepanjang 2019, perkembangan investasi yang masuk di Kota Gurindam, perkembangannya tidak cukup membahagiakan.

“Investornya gak ada yang masuk, stag (stagnan, red) di situ,” katanya kepada hariankepri.com, Kamis, (27/12/2019) lalu.

Politisi Partai Hanura ini menyebut, selama ini dirinya juga telah berulang kali melakukan pendekatan, dengan beberapa investor untuk menanamkan investasinya di Kota Tanjungpinang.

Namun, menurut Reni, para investor tersebut enggan untuk menanamkan modalnya di Kota Tanjungpinang.

“Kita harap Wali Kota punya visi dan misi yang dapat membuat investor tertarik untuk berinvestasi di sini,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan Pengembangan Iklim dan Promosi Penanaman Modal, DPMPTSP Kota Tanjungpinang Mochamad Armandi, membantah jika investasi yang masuk di Kota Tanjungpinang terbilang stagnan.

Ia memaparkan, sepanjang 2019 terdapat 6 Penanam Modal Asing (PMA), dan 304 Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN), yang telah mendaftarkan untuk dapat menjalankan usahanya di Tanjungpinang.

Nilai investasi itu naik cukup signifikan jika dibanding 2018. Pada 2018 jumlah investasi dari PMA hanya sebesar $ 2.9 Juta dan PMDN sebesar Rp 570 Miliar.

“Dari 6 PMA tersebut nilai investasinya $ 3.7 juta atau setara dengan Rp 87,5 Miliar, sementara PMDN nilai investasinya Rp. 2,1 Triliun,” katanya, Kamis (2/1/2020).

Untuk investasi luar negeri lanjutnya, berasal dari negara Singapura, Malaysia, India dan China. Adapun bidang investasi terdiri dari jasa, perdagangan dan wisata.(ndi)

Exit mobile version