TANJUNGPINANG (HAKA) – Selama dua tahun berturut-turut, PT Tanjungpinang Makmur Bersama (TMB) sebagai BUMD, tidak ada menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) satu rupiah pun.
“Tahun 2020 kosong, tahun lalu juga nihil. Yang ada hanya di tahun 2019, sekitar Rp 147 juta,” kata Kabag Perekonomian Setdako Tanjungpinang, Hermawan.
Ia menyampaikan, PAD sekitar Rp 147 juta tersebut, didapat dari bagi hasil pas pelabuhan PT Pelindo, lapak di Melayu Square, Anjung Cahaya, dan lapak pasar baru.
“Mungkin turun karena kondisi pandemi Covid-19,” ujarnya.
Selama ini, kata Hermawan, pendapatan dari BUMD habis digunakan untuk bayar gaji, belanja jasa, dan operasional lainnya. Sehingga tidak ada sisa untuk nyumbang PAD di tahun 2020 dan 2021.
Sebagai pembina BUMD, Hermawan meminta agar perusahaan itu lebih kreatif lagi mencari kerja sama, yang bersifat menguntungkan.
“Kemudian jabatan di BUMD itu harusnya dikurangi. Itu salah satu langkah menekan beban operasional,” sebutnya.
Selain itu, pihaknya menganjurkan ke direksi BUMD untuk fokus terhadap kerja sama yang ada sekarang ini. Termasuk utang lapak atau kios segera ditagih.
Ditanya untuk PAD tahun ini seperti apa, Hermawan menjawab, bahwa di tahun berjalan belum bisa dipastikan, karena biasanya di akhir tahun baru kelihatan.
“Kan mereka harus keluarkan biaya-biaya dulu, baru kelebihannya masuk PAD,” tukasnya. (zul)