TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Tanjungpinang, Ahmad Yani mengatakan, sepanjang tahun 2017 ada sebanyak 74 kasus terhadap anak.
Dari 74 kasus itu, kata dia, 54 anak sebagai korban dan 20 anak sebagai pelaku, tapi pelaku ini kebanyakan sebagai pelaku pencurian.
Sedangkan, pada tahun ini, sambung Yani, dari Januari hingga Agustus 2018 ini sudah ada 43 kasus anak. Dari 43 kasus itu, 26 anak sebagai korban dan 17 anak sebagai pelaku.
Dari 17 anak sebagai pelaku tersebut, 8 anak di antaranya sebagai pelaku pelecehan seksual.
“Nah, kalau kita lihat data, ada terjadi fenomena. Dari yang dulunya anak sebagai korban seksual tapi sekarang anak sebagai pelakunya,” ungkapnya, usai menghadiri rapat dengan DPRD Kota Tanjungpinang, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, secara psikologi, anak melakukan seks itu karena melihat, atau mencontoh orang yang lebih tua darinya. Baik melihat secara langsung, maupun melihat dari media, termasuk dari gadget.
Untuk itu ia menghimbau kepada seluruh orang tua agar bisa selalu menjaga anaknya.
Ia juga menambahkan, dengan adanya kasus seperti itu, akan ikut berpengaruh terhadap penilaian Kota Layak Anak (KLA) untuk Kota Tanjungpinang. (zul)
