TANJUNGPINANG (HAKA) – Pengurus Ormas Gagak Hitam Tanjungpinang menegaskan, Mansyur Razak sebagai pelapor kasus dugaan penghapusan diskriminasi ras dan etnis untuk Bobby Jayanto, tidak masuk dalam kepengurusan Gagak Hitam .
Demikian keterangan 4 orang Pengurus Gagak Hitam Tanjungpinang kepada hariankepri.com, Jumat (9/8/2019). Mereka adalah Padri Daryadi alias Awang selaku panglima (ketua), Gito sebagai timbalan (wakil) panglima, serta Abdul Karim alias Agus selaku penasihat, dan Faesal sebagai pembina utama organisasi.
Padri menerangkan, pembuatan laporan kasus Bobby di Polres Tanjungpinang pada Selasa (11/6/2019) lalu menggandeng 5 ormas yakni, Gagak Hitam Tanjungpinang, Gagak Hitam Bintan, Cerdik Pandai (Cindai), LSM Garda Fisabilillah dan Zuriat Kerajaan Riau Lingga.
Disebutkannya, saksi-saksi yang bertanda tangan dalam laporan polisi nomor: STTLP/82/VI/2019/KEPRI/SPKT-RES TPI pada Selasa (11/6/2019) tempo hari adalah, dirinya sebagai Panglima Gagak Hitam Tanjungpinang, Afifa Nugraha Panglima Gagak Hitam Bintan, dan Ketua LSM Cerdik Pandai (Cindai) Edi Susanto.
Sedangkan Mansyur Razak sebagai Ketua LSM Garda Fisabilillah dan Zuriat Kerajaan Riau Lingga.
“Gagak Hitam Tanjungpinang, Bintan dan Cerdik itu, sebagai saksi bukan sebagai pelapor. Yang pelapornya atas nama Mansyur Razak,” terangnya.
Padri menanggapi atas pencabutan laporan kasus Bobby yang dilakukan oleh Mansyur Razak. Pihaknya, tidak melakukan hal yang sama, meskipun status mereka sebagai saksi.
“Betul Mansyur Razak mencabut laporan dan kami tidak pernah cabut laporan. Kami, tiga ormas mendukung Satreskirm Polres Tanjungpinang untuk melanjutkan proses hukum Bobby Jayanto,” jelasnya.
Gito menambahkan, intinya Mansyur Razak tidak masuk kepengurusan Gagak Hitam. Hal itu ia katakan, untuk mengklarifikasi pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan Mansyur, dinobatkan sebagai Panglima Gagak Hitam Bintan-Tanjungpinang.
“Dia bukan siapa-siapa di Gagak Hitam,” tutupnya singkat. (rul)
