TANJUNGPINANG (HAKA) – Setidaknya ada 4 unit bangunan terlihat rusak parah, di dalam kawasan situs Istana Kota Lama atau Kota Rebah Hulu Riau, Sungai Carang, Tanjungpinang.
Fasilitas itu dibangun sekitar 2010 lalu, pada Pemerintahan Wali Kota Tanjungpinang pertama, Suryatati A Manan periode 2001-2013.
Hingga kini, pondokan aset Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tanjungpinang itu dibiarkan terbengkalai hingga rusak.
Dari 4 pondok, di antaranya ada yang sampai roboh rata dengan tanah. Atap bocor, begitupun dinding dan lantai papan, juga terlihat rapuh termakan usia.
Plt Kepala Disbudpar, Syafruddin mengaku, pihaknya telah melakukan inventaris beberapa waktu lalu. Hasilnya, ada beberapa kerusakan.
Terkait belum dilakukan rehab kerusakan pondok itu, karena selama ini tidak ada dana yang disiapkan untuk perbaikan. Untuk itu, pihaknya berencana pada tahun 2020 mendatang akan dilakukan pemeliharaan.
“Belum ada dana rehabnya untuk tahun 2019 ini, tapi untuk pemeliharaan yang kecil-kecil bisa,” ucap Syafruddin saat dihubungi, Senin (25/3/2019).
Selain itu, fasilitas umum lainnya di lokasi obyek wisata itu juga ikut rusak. Di antaranya, gazebo sebagai tempat santai juga terlihat rusak.
Dari empat unit gazebo, 1 buah ambruk, dan duanya sisa lantai papan dan pondasi gazebo saja.
“Untuk gazebo sudah cukup lama juga. Di sana itu, banyak rayap tidak bisa kita atasi,” katanya.
Untuk mengembangkan salah satu obyek wisata Kota Tanjungpinang di tahun-tahun mendatang, pihaknya akan melibatkan pihak kelompok sadar wisata, swasta atau BUMN untuk menyisipkan program Corporate Social Responsibility (CSR)/tanggung jawab sosial perusahaan.
“Kita kemarin sudah bicara dengan PT Pelindo untuk bisa mengarahkan CSR nya ataupun ada anak perusahaannya untuk bekerja sama untuk pengembangan,” tutup Syafruddin. (rul)