TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Provinsi Kepri, Aries Fhariandi menepis kabar, jika kenaikan harga ayam potong di Tanjungpinang dan Bintan belakangan ini sebagai imbas dari ekspor ayam ke luar negeri.
“Kenaikan harga ayam, tidak ada pengaruhnya dengan ekspor ayam. Kenaikan itu hanya fluktuasi biasa,” katanya, kepada hariankepri.com, di Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, Senin (28/8/2023).
Menurutnya, kenaikan harga ayam potong yang terjadi, lebih disebabkan karena masalah pasokan yang kurang lancar.
“Jadi karena pasokan yang kurang lancar menyebabkan terjadinya fluktuasi harga. Itu bukan karena ekspor,” tegasnya.
Namun, lanjut Aries, dari hasil pemantauan jajarannya di lapangan, sejauh ini untuk pasokan ayam sudah berangsur normal. Ia memperkirakan dalam waktu dekat, harga jual ayam potong di pasaran akan kembali turun.
“Di Kepri untuk komoditi lain seperti cabai dan telur pasokannya bagus, kalaupun ada kenaikan sedikit-sedikit pasti tidak lama akan normal kembali,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, harga ayam potong di Pasar Tradisional Bintan Center mengalami kenaikan. Aris salah satu pedagang ayam di pasar Bintan Center yang mengatakan, harga jual ayam potong saat ini sudah berada di angka Rp 40 ribu per kilogram.
“Sebelumnya masih Rp 37 ribu per kilogram. Tapi dua pekan yang lalu naik jadi Rp 40 ribu per kilo,” katanya, Selasa (22/8/2023).
Menurutnya, kenaikan harga itu bisa terjadi karena pasokan ayam dari distributor berkurang.
“Kita ngambilnya dari agen dan didatangkan dari Bintan,” sebutnya. (kar/zul)