TANJUNGPINANG (HAKA) – Lonjakan harga daging ayam di Pasar Bintan Center (Bincen), Tanjungpinang, diduga disebabkan oleh praktik monopoli harga oleh pengusaha. Hal ini diungkapkan oleh sejumlah pedagang di pasar tersebut.
Salah satu pedagang daging ayam, David mengatakan, harga daging ayam di pasar tersebut tercatat mencapai Rp 42 ribu per kilogram, jauh melebihi harga normal yang berkisar antara Rp36 ribu hinga 38 ribu per kilogram.
“Biasanya harga ayam tidak lebih dari Rp 38 ribu, tapi belakangan ini harganya selalu berada di atas Rp 40 ribu dan tidak kunjung turun,” ujarnya saat diwawancarai hariankepri.com, Selasa (13/8/2024).
David menjelaskan, bahwa pedagang tidak memiliki wewenang untuk menaikkan harga secara sepihak, karena mereka hanya mengikuti harga yang ditetapkan oleh produsen.
“Kami mendapatkan ayam dari perusahaan di Bintan, jadi harga yang kami terapkan bergantung pada harga dari mereka,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menduga, bahwa terdapat praktik monopoli harga oleh perusahaan, yang membuat harga daging ayam di Tanjungpinang terus melambung.
“Kadang-kadang mereka mengirim ayam ke luar daerah saat stok melimpah, sehingga pasokan di sini terbatas. Sebaliknya, jika stok berkurang, mereka menaikkan harga. Ini merupakan bentuk monopoli harga,” jelasnya.
David berharap agar pemerintah daerah dapat campur tangan untuk mengatasi masalah harga yang diduga dimanipulasi oleh pihak tertentu, agar harga daging ayam tetap stabil.
“Jika harga kebutuhan pokok terus meningkat di tengah situasi ekonomi yang lesu, pasar akan menjadi kurang nyaman bagi pembeli. Kami berharap pemerintah melakukan evaluasi langsung ke perusahaan ayam, bukan hanya menekan pedagang untuk menurunkan harga,” tukasnya. (dim)