TANJUNGPINANG (HAKA) – Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Tanjungpinang, Achmad Perdamean Sembiring, bersama seorang pengusaha muda Tanjungpinang, Ady Indra Pawennari, memanen padi jenis ketan/pulut hitam, Senin (2/1/2023) sore.
Padi yang dipanen itu berada di wilayah Batu 14, Kelurahan Air Raja, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang.
Ady mengatakan, dirinya menanam padi di atas tanah bekas tambang bauksit itu sejak 10 Agustus 2022 silam. Ia memanfaatkan lahan rumahnya dengan menanam padi itu.
“Padi ini kami tanam dengan sistem tanam benih langsung (Tabela). Ini sebagai bentuk motivasi kami kepada masyarakat memanfaatkan halaman rumahnya untuk tanaman pangan,” ucapnya.
Ady membuktikan bahwa padi jenis apapun bisa tumbuh di Kota Tanjungpinang yang notabene eks lahan bauksit.
Menurutnya, padi yang dipanen itu melalui proses rekayasa tanah dengan sabut kelapa. Dirinya menjelaskan, sabut itu bisa menyimpan air dan menjaga tanah tetap lembap.
Bukan hanya itu, sabut kelapa juga memiliki kemampuan menyerap air dari udara. Artinya, sabut ini sangat cocok diterapkan di lahan bekas tambang.
“Perbandingan 1 Kilogram (Kg) sabut kelapa, bisa menyimpan air sekitar 300 persen dari berat bobotnya. Sehingga tanah tetap lembab, meskipun musim kemarau,” tuturnya.
Selain padi, dirinya juga tanaman buah tropis yakni, cengkeh, jambu air maupun kristal, lemon, jeruk bali, durian musang king, sirsak madu maupun sawo, manggis serta mangga cempedak dan duku tanpa biji. Bahkan, tanaman itu semua sudah tumbuh di pekarangan rumahnya.
“Semuanya menggunakan sabut kelapa sebagai median air nya,” pungkasnya. (rul)