Jakarta – Tanpa bermaksud diskriminasi gender, ada beberapa hal yang penting diperhatikan soal keuangan jika Anda adalah seorang perempuan. Ada beberapa alasan dan kondisi yang menyebabkan perempuan rentan terkena imbas masalah keuangan.
Data Angka Harapan Hidup (AHH) menurut Jenis Kelamin dan Provinsi tahun 2010-2014 dari BPS mengindikasikan usia perempuan lebih panjang 3-5 tahun dari laki-laki. Perbedaan ini berarti perempuan perlu menyiapkan lebih banyak dana pensiun dibanding laki-laki.
Biaya saat pensiun akan membengkak karena kondisi saat pensiun di mana tidak ada lagi penghasilan aktif (tidak bekerja) tapi biaya hidup jalan terus ditambah dengan biaya kesehatan dan biaya hiburan yang akan mengalami peningkatan.
Perempuan cenderung mengabaikan persiapan dana pensiun ini karena mendahulukan dana pendidikan untuk anak-anak, padahal keduanya dapat dipersiapkan bersamaan.
Perempuan rentan terkena imbas masalah keuangan apabila terjadi perceraian. Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pengadilan Agama, Mahkamah Agung pada November 2016 dalam laman resminya, menyatakan sudah ada 315 ribu kasus perceraian yang telah diterima dari seluruh Indonesia.
Dua alasan terbesar dari pengajuan perceraian adalah tidak adanya tanggung jawab dan persoalan ekonomi. Apabila kondisi perceraian membuat perempuan menjadi orang tua tunggal, maka kesulitan keuangan akan membayangi karena selain menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya, ibu tunggal juga dituntut untuk menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Dalam soal kesehatan, perempuan juga dianggap memiliki risiko lebih tinggi daripada laki-laki karena lebih sering mengunjungi dokter, usia harapan hidupnya lebih lama, dan melahirkan.
Selain itu, perempuan terpapar risiko kanker serviks di mana kesadaran untuk mendeteksi kanker serviks tersebut masih rendah. Karena alasan-alasdi manaan inilah premi asuransi perempuan umumnya lebih tinggi daripada premi asuransi laki-laki.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Sebagai seorang perempuan, selain peduli soal keuangan keluarga, mulailah menyadari pentingnya memiliki persiapan soal keuangan terutama yang menyangkut keuangan pribadi.
Dalam perencanaan keuangan keluarga, penting untuk mendiskusikan soal keuangan bersama pasangan. Sebelum mendiskusikan hal-hal besar seperti tujuan-tujuan keuangan keluarga yang ingin dicapai, apa saja risiko yang mungkin terjadi dan bagaimana meminimalisir dampak risiko tersebut terhadap keuangan keluarga, terlebih dahulu diskusikan bagaimana sistem keuangan keluarga.
Bagaimana alur keuangan bulanan, siapa yang membayar tagihan/pengeluaran bulanan, siapa yang bertanggung jawab menyimpan dana darurat atau tabungan bersama dan yang paling penting bagaimana kedua belah pihak dapat mengakses dana tersebut apabila terjadi hal-hal darurat.
Diskusikan bagaimana Anda dapat terlibat dalam rencana keuangan keluarga, termasuk jika Anda adalah ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan.
Hindari menyerahkan sepenuhnya urusan keuangan kepada pasangan. Pandangan yang masih umum di masyarakat kita adalah menganggap keuangan sebagai area laki-laki karena laki-laki adalah pemimpin keluarga.
Namun pemimpin yang baik sudah seyogyanya melibatkan orang-orang yang dipimpinnya dalam proses pengambilan keputusan. Hal tersebut juga seharusnya terjadi dalam pernikahan.
Apabila pasangan tidak bisa diajak bekerjasama dalam pernikahan, apalagi soal uang, persiapkanlah untuk hal terburuk. Miliki tabungan dana darurat yang dapat Anda akses langsung, terpisah dari pasangan.
Miliki asuransi kesehatan yang sesuai kebutuhan riwayat kesehatan Anda. Mulailah berinvestasi untuk pensiun Anda dari sekarang. Miliki karir/keterampilan/kemampuan yang dapat mendatangkan penghasilan sebagai skenario keuangan cadangan.
Apabila sudah memiliki semuanya, sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukan peninjauan kembali keuangan Anda. Tanyakan pertanyaan ini kepada diri sendiri: apakah semuanya sudah cukup?
Jika tidak, apa yang bisa dilakukan saat ini untuk memastikan keuangan Anda dan keluarga sehat?
Bagi Anda yang belum berkeluarga, mulailah menata keuangan Anda. Bukan berarti Anda harus berhenti bersenang-senang menikmati hidup dan menjalankan hobi, namun Anda bisa mulai dari pemeriksaan keuangan (financial check up).
Berikut adalah urutan pemeriksaan keuangan: memeriksa apakah ada utang yang harus dilunasi sesegera mungkin, memiliki dana darurat/tabungan untuk kondisi darurat yang mengendap di rekening/deposito/logam mulia, kondisi arus kas (cashflow) yang positif, asuransi sesuai kebutuhan, dan investasi terutama untuk pensiun sedini mungkin.(detik.com)