Beranda Headline

Jaga Kenyamanan Wisatawan, Pemprov Kepri Tingkatkan Mitigasi Bencana

0
Pagoda Sata-Sahasra Buddha di Komplek Vihara Avalokitesvara Graha di Km 14, Kota Tanjungpinang salah satu destinasi wisata favorit wisatawan saat Tahun Baru Imlek-f/zulfikar-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Pemerintah Provinsi Kepri mengambil langkah proaktif untuk menjamin kenyamanan, dan keselamatan masyarakat serta wisatawan pada saat Tahun Baru Imlek 2025.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kepri, Adi Prihantara mengungkapkan, bahwa mitigasi akan diintensifkan untuk mencegah kejadian bencana, apalagi saat ini curah hujan tinggi melanda sejumlah wilayah Kepri selama beberap pekan terakhir.

“Kami telah instruksikan Dinas Pariwisata dan BPBD Kepri untuk menindaklanjuti langkah mitigasi. Camat dan pengelola desa wisata juga akan kami kumpulkan untuk menyosialisasikan informasi cuaca kepada masyarakat,” katanya kepada wartawan, kemarin.

Langkah mitigasi tersebut sambung Adi, mencakup penyampaian informasi terkini terkait prakiraan cuaca, potensi risiko bencana, hingga langkah antisipasi agar masyarakat dan wisatawan dapat lebih waspada.

“Ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada wisatawan, sekaligus meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap kondisi terkini,” tegasnya.

Adi juga memberikan apresiasi kepada BMKG atas inovasi seperti aplikasi Info BMKG dan Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS).

Menurutnya, aplikasi tersebut memudahkan masyarakat, nelayan, dan wisatawan untuk mengakses data cuaca, iklim, kualitas udara, serta informasi cuaca maritim.

“Kami akan menyosialisasikan aplikasi ini secara masif agar masyarakat dapat memantau prakiraan cuaca dengan mudah,” sebutnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi akan berlangsung di wilayah Kepri hingga Maret – April 2025.

Direktur Operasional Modifikasi Cuaca BMKG Endarwin, mengatakan bahwa fenomena seperti La Nina lemah, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan cold surge menjadi faktor utama penyebab kondisi tersebut.

“Kombinasi fenomena ini memicu tingginya curah hujan dan gelombang di perairan Kepri. Jika tidak dimitigasi dengan baik, kondisi ini berpotensi menimbulkan bencana seperti banjir dan tanah longsor,” pungkasnya.(kar)

Baca juga:  Tabrak Mobil yang Lagi Parkir di Jalan Pemuda, Kerugian Capai Rp 100 Juta
example bannerexample banner

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini