HAKA – Kota Jakarta menghadapi fenomena cuaca, Selasa (28/3/2017). Setelah diterpa panas terik sejak siang, sore harinya dilanda hujan es.
Melalui pemantauan di akun twitter Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, hujan es terjadi di wilayah Jakarta Timur. Lebih tepatnya di Ciracas dan Cipayung.
Bentuk es pun tampak besar. Sebesar kelereng, bahkan ada yang lebih besar. “Hujan es di wilayah Jakarta Timur daerah Bambu Apu, Cipayung,” tulis akun twitter @BPBDJakarta, Selasa (28/3).
Selain fenomena hujan es, cuaca buruk juga berhasil menumbangkan pohon besar hingga menutupi badan jalan. Lokasinya di Jalan MT Haryono arah Universitas Kristen Indonesia (UKI), dekat stasiun Cawang. Walhasil, pengendara tak bisa melewati jalan tersebut.
Penjelasan Terjadinya Fenomena Hujan Es di Jakarta
Berdasarkan pantauan di akun twitter Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, beberapa wilayah di Jakarta Timur seperti Ciracas dan Cipayung mengalami hujan es.
Lantas, apa sajakah tanda-tanda terjadinya hujan es? Berikut penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui rilis yang diterima JawaPos.com terkait fenomena hujan es.
Kejadian hujan es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim. Baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Sedangkan, indikasi terjadinya hujan es, hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat yakni:
– Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (lebih dari 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (lebih dari 60 persen)
– Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu–abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
– Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
– Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
– Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
– Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
– Jika 1–3 hari berturut–turut tidak ada hujan pada musim transisi atau pancaroba atau penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak. (red/jawapos)