BINTAN (HAKA) – Head of Commercial Farm Sumbagut Japfa Group, Taopik Robina memastikan, ekspor ayam milik Japfa, tidak mengganggu stok maupun distribusi ayam di pasar Bintan maupun daerah lainnya di Kepri.
Sebab kata dia, Kandang ayam Close House milik Japfa Group di Kampung Tanjung Kapur, Kelurahan Kawal Kecamatan Gunung Kijang, Bintan adalah lokasi proses pembibitan hingga ekspor ayam hidup ke Singapura.
“Artinya, usaha ayam hidup perusahaan kami tidak ada kaitannya dengan stok maupun harga di pasaran. Malah, kalau ada permintaan warga lokal, kami akan penuhi juga,” tambahnya.
Selain itu, keberadaan Japfa Group di Bintan, juga memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Pemerintah Daerah.
“Disamping PAD, kami juga berdayakan warga lokal untuk bekerja di perusahaan. Kami juga membantu pemerintah untuk membuka lapangan kerja baru untuk masyarakat,” terangnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, tujuan pembangunan kandang di Kabupaten Bintan itu, sejak awal khusus untuk ekspor.
Selain itu, sambung Taopik, terkait dengan harga ayam di pasaran. Itu, karena April 2023 lalu, para peternak ayam broiler banyak yang mengurangi ayam peliharaannya, karena mengalami kerugian, yang sudah berlangsung berbulan-bulan, dari Januari 2023 lalu.
“Apalagi saat itu, harga jual ayam hidup tidak kunjung membaik dan selalu di bawah harga produksi dan ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, kata Robina, faktor cuaca ekstrem di Kepri, juga menjadi penyebab pemeliharaan ayam di kandang tidak bisa mencapai performa yang baik.
“Sehingga banyak peternak memilih untuk memanen ayam broiler lebih cepat,” tukasnya. (rul)