Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengungkapkan, investasi Jepang di Indonesia sudah ada di beberapa wilayah, seperti di Sabang.
Hanya saja untuk saat ini, perusahaan Jepang rencananya akan membangun aqua culture di Aceh. Menurutnya, investasi di sektor perikanan tidak memerlukan biaya yang besar, sehingga bisa dilakukan dengan waktu yang cukup singkat.
“Investasi perikanan itu kecil, tidak perlu besar, bukan big money investment. Bikin pabrik kapasitas 30 ton per hari itu paling Rp 10-30 miliar saja,” ujar Susi dalam siaran persnya.
Dalam kunjungannya ke Jepang, Susi juga menawarkan kerja sama dalam peningkatan kapasitas pengujian mutu dan keamanan produk perikanan untuk mewujudkan laboratorium uji standar BKIPM (BUSKI) menjadi laboratorium referensi internasional sesuai standar OIE, termasuk pengujian marine biotoxin dan pelatihan inspektur perikanan untuk commercial sterilization of fishery processing technology.
Untuk peningkatan tata kelola kelautan dan perikanan juga dibicarakan kerjasama di bidang perbenihan, pakan ikan, pembesaran ikan, pengolahan, manajemen pelabuhan perikanan, fish market, logistik, packaging, branding, statistik, cold chain system, dan peran koperasi.
“Kita menawarkan kepada JICA agar bisa masuk membangun industri perikanan Indonesia. Kita tahu Jepang selama ini merupakan pasar seafood terbesar Indonesia. Jepang butuh pasokan untuk makanan laut di negaranya. Nah, kita akan coba untuk suplai itu,” tutur Susi.(jpnn.com)