Site icon Harian Kepri

Jeritan Pedagang di Taman Gurindam 12: Dagangan Sepi, Iuran Tetap Jalan

Salah satu pedagang yang berada di kawasan zona 1B, Taman Gurindam 12, Kota Tanjungpinang-f/dimas-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Para pedagang di kawasan Taman Gurindam 12, tepatnya di zona 1B, Kota Tanjungpinang, terpaksa membayar iuran sebesar Rp 10 ribu agar tetap dapat berjualan.

Menurut Nurainah, salah satu pedagang di zona tersebut, bahwa penarikan iuran ini telah dimulai sejak 14 April 2025 yang lalu, tepatnya pada saat Satpol PP Kepri mengedarkan surat kepada pedagang untuk segera relokasi.

Selain itu, ia mengatakan, saat ini sudah banyak pedagang yang terpaksa pindah karena banyaknya iuran yang harus dibayarkan, untuk tetap berjualan di lokasi tersebut.

“Iuran sebesar Rp 10 ribu ini biasanya dalam seminggu dipungutnya sekali, sudah banyak juga yang pindah lapak karena sepi pembeli dan harus bayar berbagai iuran,” sebutnya.

Tak hanya Nurainah, pedagang lainnya, Bahri, juga mengatakan, bahwa dalam sehari saja, untuk berjualan disana harus membayar iuran sebesar Rp 13 ribu, dan disetorkan kepada ketua pedagang.

“Iuran ini untuk berbagai macam kebutuhan operasional berjualan, seperti listrik, kebersihan, dan keamanan,” bebernya.

Nurnainah menjelaskan, jika memang para pedagang di kawasan zona 1B ini terpaksa pindah, maka mereka rata-rata akan kembali ke lapaknya masing-masing.

“Saya sebelumnya jualan di sekitar Anjung Cahaya, baru dua minggu di Taman Gurindam 12 ini,” tambahnya.

Untuk biaya listrik ini, harganya mencapai Rp 5 ribu per lampu. Begitu pula untuk harga jasa kebersihan, para pedagang harus membayar sebesar Rp 5 ribu untuk sekali pembersihan sampah pada malam hari.

“Sedangkan sisanya Rp 3 ribu untuk biaya keamanan, biasa ada pedagang disini yang menitipkan gerobaknya di dekat zona ini,” sebutnya.

Jika memang terpaksa untuk pindah, Bahri menegaskan, beberapa pedagang disana akan pindah ke kawasan zona 2B ataupun blok C, yang berada di wilayah sekitar Anjung Cahaya.

“Tapi disana saat ini sudah sepi, kami harap pemerintah dapat membantu kami agar wilayah itu kembali ramai seperti dulu,” pungkasnya. (dim)

Exit mobile version