Beranda Headline

Kecelakaan di Perairan Subi, KM Lyyra Jadi Andalan Masyarakat Serasan untuk Angkut BBM

0
KM Lyyra GT 46 yang mengalami kecelakaan di Perairan Subi, Kabupaten Natuna, Selasa (18/3/2025)-f/istimewa

NATUNA (HAKA) – Masyarakat Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, merasa prihatin atas musibah kebakaran yang menimpa kapal motor (KM) Lyyra GT 46 yang mengalami kecelakaan di Perairan Subi, Kabupaten Natuna, Selasa (18/3/2025).

Kapal berjenis kayu yang selama ini menjadi andalan warga dalam mengangkut orang dan barang itu, mengalami insiden tragis yang menimbulkan duka bagi masyarakat setempat.

Tokoh masyarakat Kecamatan Serasan, Fadillah menuturkan, bahwa KM Lyyra selama ini memiliki peran vital dalam mendukung aktivitas warga.

“Kapal itu sangat membantu masyarakat. Kehadirannya benar-benar menjadi ujung tombak transportasi di daerah kami,” ujarnya kepada hariankepri.com, Rabu (19/3/2025).

Namun, masyarakat juga menyayangkan adanya pemberitaan yang menyebut, bahwa kapal tersebut tidak layak untuk mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM).

Mereka berharap agar tidak ada pihak yang menyalahkan insiden ini, mengingat kebakaran bisa terjadi di mana saja, bahkan pada kapal berbahan besi sekalipun.

“Kami berharap tidak ada yang saling menyalahkan. Ini musibah, jangankan kapal kayu, kapal besi pun bisa mengalami kebakaran,” kata Fadillah.

Ia juga mengungkapkan kekhawatiran masyarakat jika akibat kejadian ini penggunaan kapal kayu untuk mengangkut BBM dihentikan.

Pasalnya, kapal kayu telah terbukti menjadi solusi terbaik dalam distribusi BBM di wilayah kepulauan Natuna yang sulit dijangkau oleh kapal besi.

“Kondisi alam Natuna terdiri dari pulau-pulau kecil. Kalau kita hanya mengandalkan kapal besi, pasti akan lebih sulit,” jelasnya.

Meski diakuinya bahwa kapal kayu tidak sepenuhnya memenuhi standar untuk pengangkutan BBM, ia berharap ada kebijakan khusus atau diskresi yang memungkinkan penggunaan kapal kayu tetap berlanjut.

“Kami bukan ingin membenarkan yang salah, tapi situasi geografis yang sulit ini perlu dipertimbangkan,” tambahnya.

Baca juga:  Akhir Tahun, Gubernur Jamin Stok Sembako Aman

Fadillah menekankan bahwa apabila kapal kayu dilarang untuk mengangkut BBM, maka suplai bahan bakar ke pulau-pulau kecil akan terganggu.

“Saya yakin akan ada kendala besar dalam distribusi minyak tanah bersubsidi bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terpencil,” pungkasnya.(kar)

example bannerexample bannerexample banner

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini