TANJUNGPINANG (HAKA) – Pemprov Kepri telah memutuskan untuk membatlkan pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin), dari awalnya investor asing ke pemerintah pusat.
Gubernur Kepri Nurdin Basirun menyampaikan, setelah melakukan pertimbangan, Pemprov Kepri memutuskan untuk membatalkan kerjasama dengan investor yang akan melakukan pembangunan jembatan tersebut.
Nurdin mengatakan, Kementerian PU juga telah merubah desain awal jembatan tersebut.
Dari perubahan itu, panjang Jembatan Babin nantinya hanya 5 Km dari yang awalnya sepanjang 7 Km.
Pemprov Kepri pun berharap, dalam waktu dekat pembangunan Jembatan Babin tersebut akan menjadi prioritas pembangunan infrastruktur, dari pemerintah pusat dan masuk dalam perencanaan Bappenas.
Mengingat, tujuan utama digagasnya pembangunan jembatan itu yakni sebagai upaya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri.
Selain itu, jembatan tersebut juga dapat jadi wajah pembangunan infrastruktur di Indonesia. Mengingat, letak geografis Provinsi Kepri yang berada di perbatasan yang dapat dilihat langsung oleh negara tetangga.
“Jadi ini (pembangunan Jembatan Babin) juga untuk martabat bangsa kita. Karena kita berada di perbatasan,” tandasnya.
Rencana pembangunan Jembatan Babin mulai digaungkan Pemerintah Provinsi Kepri pada awal Maret lalu. Ketika itu Gubernur Kepri Nurdin Basirun mengundang Konsorsium PT Pembangunan Kepri Raya, yang merupakan mitra investor yang akan menanamkan modal pembangunan Jembatan Babin.
Dalam pertemuan tersebut, juru bicara PT Pembangunan Kepri Raya Jasuha Simanjuntak menargetkan, peletakkan batu pertama pembangunan jembatan tersebut sudah akan dilakukan pada April 2018.
Adapun investor yang akan menanamkan modalnya untuk pembangunan jembatan tersebut yakni berasal dari Tiongkok, Eropa, dan Amerika.(kar)