Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat angka inklusi keuangan atau kemudahan akses masyarakat terhadap layanan keuangan di Indonesia sudah mencapai 54%. Angka ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan 2014 lalu sebesar 36% di akhir 2014.
Peningkatan kemudahan akses keuangan di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat dalam produk keuangan, baik berupa tabungan dan produk perbankan lainnya.
“Inklusi keuangan 36% tapi itu 2014 akhir. Aku perhitungan di BI belum berani rilis berdasarkan perhitungan kita sangat konvensional sangat hati-hati itu sekitar 54%. Tapi OJK jauh leih tinggi 60% something persen,” tutur Direktur Program Elektronifikasi dan Inklusi Keuangan BI Pungky P Wibowo dalam Seminar Diseminasi Survei Inklusi Keuangan di Indonesia: Studi Kasus Aceh dan NTB di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2017).
Di sisi lain, pemerintah menargetkan persentase kemudahan akses keuangan mencapai 75% di 2019 mendatang. Berbagai langkah dilakukan pemerintah, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu dengan menggenjot transaksi non tunai.
Dengan terbiasanya masyarakat melakukan transaksi non tunai, maka pemahaman terhadap lembaga jasa keuangan semakin tinggi.
“75% saya yakin bisa. Dari segi business to business saja jalan tol non tunai insya Allah akhir 2017 semua sudah non tunai. Kemudian bantuan non tunai, terus remitansi TKI, lalu kegiatan di daerah-daerah perbatasan dan pulau-pulau yang daerah remote non tunai kita genjot,” kata Pungky. (detik.com)