JAKARTA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar menilai kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) tahap III sangat memberatkan masyarakat. Apalagi momen kenaikan menjelang bulan suci Ramadan.
“Kenaikan TDL meskipun dilakukan bertahap selama tiga kali sepanjang Tahun 2017, namun praktis tidak banyak perubahan kebijakan mitigasi yang berarti dari pemerintah dalam sektor kelistrikan bagi konsumen akhir. Sehingga pada akhirnya kenaikan sangat terasa berat,” ujar Rofi kepada wartawan di Jakarta, Selasa, (2/5/2017) di Jakarta.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, DPR sebenarnya telah memberikan catatan kepada pemerintah agar melakukan validasi data pelanggan listrik sebelum menerapkan kebijakan baru. Harapannya agar tidak ada kekeliruan alokasi dan tetap memperhatikan daya beli masyarakat.
Secara faktual berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), TDL sejak awal Januari telah menyumbang inflasi sebesar 0,30 persen bersama dengan kelompok perumahan, air, gas, dan bahan bakar. Berdasarkan data tersebut, katanya, diperlukan kecermatan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.
“Kami mendorong pemerintah untuk menùnda kenaikan TDL dan memastikan segmen yang terkena sesuai dengan data yang baik dan benar,” ujar anggota Komisi VII DPR yang membidangi energi itu.
Sebagaimana diketahui, mulai 1 Mei 2017, TDL untuk pelanggan golongan 900 VA kembali naik Rp 329 per kWH. Kini, 19 juta pelanggan pengguna golongan 900 VA harus membayar Rp 1.352 per kWH untuk penggunaan listrik mereka. Kenaikan ini sesuai dengan Permen ESDM 28/2016 tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan PLN. (jpnn.com)