Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri Musni Hardi Kasuma Atmaja menilai Inflasi Tanjungpinang Januari 2020 relatif rendah dan terkendali yakni 0,36 persen (month to month) atau 1,70 persen (year on year), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 1,17 persen (mtm) atau 2,40 (yoy).
Secara tahunan, inflasi Tanjungpinang cenderung menurun. Hal ini, tidak lepas dari upaya yang dilakukan TPID untuk mengantisipasi potensi risiko inflasi sehingga dapat menekan inflasi awal tahun.
Demikian disampaikannya, dalam rapat koordinasi TPID, di ruang rapat Engku Puteri Raja Hamidah, Lt. III kantor Wali Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada Februari 2020 lalu.
Rapat koordinasi TPID itu, dipimpin Wakil Wali Kota Tanjungpinang Rahma, dihadiri Sekdako Teguh Ahmad Syafari, Dirut BUMD Fahmi, perwakilan OPD terkait dan anggota TPID Tanjungpinang.
Musni mengatakan, agar inflasi Januari 2020 tetap terkendali pada kisaran sasaran 3,0%±1%, ada beberapa faktor yang perlu diwaspadai antara lain, faktor cuaca dan gelombang tinggi yang memicu kelangkaan pasokan ikan segar, cabai, dan sayuran, serta menghambat jalur distribusi bahan makanan.
Kemudian, harga bawang putih berpotensi meningkat dipicu adanya keterbatasan pasokan dari sentra pemasok, penyesuaian tarif dan upah, serta kenaikan harga emas perhiasan seiring dengan trend harga emas dunia.
Sedangkan, kenaikan harga minyak goreng terkait adanya kewajiban produsen minyak goreng untuk menjual minyak goreng dalam kemasan dan tidak lagi menjual minyak goreng curah.
Menurutnya, untuk mengantisipasi itu, TPID dan satgas pangan harus memastikan ketersediaan stok bawang putih dan tidak ada penimbunan atau permainan harga dari distributor maupun pedagang.
“Ini harus dipantau terus menerus. Lakukan sidak pasar dan pastikan distribusi lancar dan cepat. Usahakan, laksanakan operasi pasar untuk minyak goreng, cabai, dan bawang putih,” katanya.