Sebelumnya, Kepala BPS Kota Tanjungpinang Mangaputua Gultom menyebutkan, inflasi Tanjungpinang Januari 2020 tercatat 0,36 persen. Angka ini relatif kecil pada bulan yang sama di 2019 lalu yakni 0,46 persen.
Beberapa komoditas dominan pemicu inflasi adalah cabai merah memberi andil 0,31 persen, cabai rawit 0,09 persen, sotong 0,07 persen, ikan tamban 0,05 persen, dan bawang merah 0,05 persen.
Selain itu, kacang panjang, telur ayam ras, minyak goreng, ikan, dan rokok filter juga memberi andil inflasi pada awal 2020 ini, terangnya.
Disampaikan Goltom, sebagai dasar perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) 2020 ini, BPS akan menggunakan Survei Biaya Hidup (SBH) 2018. Penggunaan SHB 2018 mulai dilakukan pada perhitungan IHK Januari 2020 dalam menentukan inflasi atau deflasi.
Dasar perubahan pola konsumsi masyarakat dari waktu ke waktu menjadi landasan dilakukan pemuktahiran tahun dasar perhitungan IHK.
“Selama ini, kita menggunakan SBH 2012, mulai 2020 ini, penyajian IHK sudah menggunakan tahun dasar SBH 2018=100,” ucapnya.
Dengan menggunakan diagram timbang IHK SBH 2018 ini, ada perubahan dari sisi pengelompokan komoditas didasarkan pada klasifikasi IHK dan COICOP 2018. Secara nasional pengelompokan komoditas terdiri dari 11 kelompok dan 43 sub kelompok.
“Presentase rata-rata nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga menurut devisi COICOP yang disesuaikan menjadi 11 devisi paket komoditas Tanjungpinang hasil SBH 2018 berjumlah 352 komoditas yang akan dihitung per bulannya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre Tanjungpinang, Edison, memastikan stok beras untuk Tanjungpinang aman hingga lima bulan ke depan.
“Stok beras di gudang bulog hingga kini tersedia 2.500 ton. Stok ini mampu mencukupi kebutuhan masyarakat untuk lima bulan ke depan. Bahkan, kita sudah mengajukan penambahan 1.000 ton beras dan sedang dalam perjalanan,” tegasnya. (adv)