Oleh:
Buana Fauzi Februari
Peserta Seleksi BUP Kepri
Besok Senin, (9/08/2021) merupakan jadwal tahapan seleksi Direksi Badan Usaha Pelabuhan (BUP) PT Pelabuhan Kepri. Tahapan yang akan dilalui adalah, pemaparan makalah dan wawancara.
Ini akan dilakukan di hadapan Tim Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK), sebelum kemudian pada tahapan akhir akan di-interview oleh Gubernur Kepulauan Riau.
Dalam seleksi Direksi BUP ini ada beberapa hal yang saya alami dan menjadi catatan. Saya difitnah seakan-akan mendiskreditkan profesi pelaut. Padahal, itu tak pernah saya lakukan. Karena, darah Bugis yang mengalir dalam raga ini adalah darah bangsa pelaut.
Jadi, meskipun nanti tidak lolos ke tahapan berikutnya. Buat saya, terpilih atau tidak, yang terpenting saya sudah menyampaikan ide dan gagasan secara terbuka, melalui tulisan-tulisan saya di media ini. Bagimu Kepri, Jiwa Raga Kami.
Pada tulisan kali ini, saya akan mencoba mengaplikasikan suatu sistem kerja modern. Berupa digitalisasi, yang dapat diterapkan pada sejumlah pelabuhan, dengan skala pengumpan regional yang ada di Kepulauan Riau.
Potensi ini perlu dioptimalkan, dengan tata kelola yang profesional. Tentunya, ini dilakukan oleh badan usaha pelabuhan yang berstandar kerja terakreditasi. Baik secara nasional, dan akan menuju ke standar internasional.
Digitalisasi adalah gagasan, bahwa semua data diberikan kepada semua pemangku kepentingan secara real-time, pada satu platform terbuka, untuk meningkatkan efisiensi dan pengambilan keputusan yang akurat.
Digitalisasi Pelabuhan adalah fondasi Smart Ports dan Digital Twins. Meskipun digitalisasi meningkatkan efisiensi dan efektivitas, perlu adanya gagasan kolaborasi antara pemangku kepentingan dan pelabuhan.
Transformasi ini merupakan perubahan budaya besar bagi industri maritim, industri yang lahir pada abad ke-15.
Di masa depan, digitalisasi pelabuhan diperlukan untuk menciptakan keterkaitan antara semua pelaku maritim. Ini adalah solusi jangka panjang yang akan menghubungkan jaringan internasional Smart Ports yang akan meningkatkan transparansi antara perusahaan pelayaran, pelabuhan, dan pemangku kepentingan.
Apa yang disampaikan oleh Prof Dr Ir Yandra Arkeman, M.Eng, seorang ahli teknologi informasi dari IPB University pada sebuah webinar, semakin menguatkan tekad saya menyongsong Kepri Menuju National Port Digitalization.
Penerapan Teknologi Digital
Pada prinsipnya teknologi digital maju dapat digunakan di sepanjang rantai pasok dan system logistic (dari A sampai Z). Namun tentu saja digitalisasi tidak bisadilakukan secara sekaligus, harus secara bertahap. Untuk itu perlu dipilih bidang yang paling penting dan prioritas terlebih dulu
Bidang Prioritas:
– Demand Prediction (Prediksi permintaan)
– Warehouse Automation (Otomatisasi pergudangan)
– Office Automation
(Otomatisasi perkantoran)
– Document Processing
(Pengurusan dokumen)
Penggunaan aplikasi Inaportnet yang digagas Kementerian Perhubungan menjadi sebuah keniscayaan, dalam mewujudkan suksesnya program National Logistic Ecosystem (NLE), yang dicanangkan Kementerian Keuangan.
Semua dilakukan untuk menekan biaya logistik di pelabuhan yang tinggi yang dapat mempengaruhi sektor lain dan merusak tatanan perekonomian.
Kendala Digitalisasi:
• Pola pikir (mind set) yang sudah usang dan ketinggalan zaman
• Keengganan mempelajari sesuatu yang baru, karena sudah berada di zona nyaman -> Malas Berpikir
• Ingin cepat mendapat hasil tanpa berusaha -> Quick Yielding
• Skeptis terhadap teknologi baru
• Kurangnya kecakapan (skill) dan pengetahuan (knowledge)
Strategi Dan Solusi:
• Banyak pekerjaan yang akan hilang dengan adanya digitalisasi yang masif. Namun demikian, pekerjaan baru yang hadir akan lebih banyak lagi (emerging jobs).
• Untuk memasuki pekerjaan baru harus ada Pendidikan atau pelatihan yang kurikulumnya sudah mencakup teknologi digital maju dan Industri 4.0
• Kalau SDM kita tidak mau belajar kecakapan (skill) dan pengetahuan
(knowledge) yang baru, maka akan bisa tersingkir oleh robot cerdas.***