TANJUNGPINANG (HAKA) – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) siap menampung pengungsi Rohingya yang kini mengalami krisis kemanusiaan di Myanmar.
Gubernur Provinsi Kepri Nurdin Basirun mengatakan, Pemprov Kepri akan memanfaatkan salah satu pulau dari ribuan pulau yang ada di Kepri untuk menampung para pengungsi Myanmar tersebut.
“Kita punya pengalaman dulu sewaktu kita menampung pengungsi Vietnam. Sekarang kenapa tidak kita manfaatkan salah satu pulau kita untuk menampung pengungsi Myanmar,” ujarnya di Masjid Raya Al Hikmah, Minggu (17/9).
Pemprov Kepri lanjutnya, serius untuk mewujudkan rencana tersebut. Dalam waktu dekat ini kata dia, Pemprov Kepri akan segera membahas rencana tersebut bersama dengan DPRD Provinsi Kepri dan seluruh elemen masyarakat di Provinsi Kepri.
Nurdin berharap, rencananya ini mendapat dukungan dari semua elemen masyarakat. Mengingat, krisis kemanusiaan yang dihadapi oleh muslim Rohingya saat ini sudah selayaknya untuk dibantu.
“Kita berharap semua pihak mendukung rencana ini. Karena semua ini demi kemanusiaan,” sebutnya.
Selain akan menyediakan pulau untuk pengungsi muslim Rohingya. Dalam waktu dekat ini, Pemprov Kepri juga akan membentuk panitia khusus untuk mengumpulkan donasi yang nantinya akan diserahkan untuk muslim Rohingya.
“Besok Pak Sekda akan memimpin rapat untuk untuk melakukan gerakan lebih besar lagi. Supaya ini bisa maksimal untuk membantu muslim rohingya disana,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Forum Peduli Kemanusiaan Muslim Rohingya, Ustad Fauzi menyampaikan, sejak terbentuk pada Rabu (6/9) lalu Forum Peduli Kemanusiaan Muslim Rohingya berhasil mengumpulkan donasi sebanyak Rp 322 juta.
“Untuk tahap pertama sebanyak Rp 280 juta akan langsung kita serahkan ke lembaga ACT,” sebutnya.
Pada waktu itu ia menyampaikan, setakat ini kondisi pengungsi muslim Rohingya baik yang di Bangladesh maupun di Rohingya kondisinya semakin bertambah parah. Sehingga, pihaknya pun memutuskan untuk terus menggalang dana untuk membantu pengungsi muslim Rohingya.
“Sebenarnya hari ini rencana kita akan berhenti untuk mengumpulkan donasi. Tapi, karena kondisi saudara-saudara kita semakin parah disana, maka kita putuskan untuk terus melanjutkan,” tuturnya.
Ustad Fauzi juga menyebutkan, dalam pengumpulan donasi ini. Seluruh biaya operasional relawan sepenuhnya ditanggung oleh donatur lain. Sehingga, dana donasi untuk pengungsi muslim Rohingya tidak satu rupiahpun yang digunakan untuk biaya operasional.
“Kami tegaskan tidak ada satu perakpun yang kami pakai untuk operasional. Kalau ada, berarti kami lebih kejam dari tentara Myanmar,” tegasnya.(kar).