BATAM (HAKA) – Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepri, Wahyu Wahyudin meminta kepada PT PLN, untuk mengkaji ulang rencana kenaikan tarif listrik di Kota Batam pada triwulan III tahun 2024 ini.
Menurutnya, kenaikan tarif tersebut akan berdampak pada daya beli masyarakat, sehingga ikut berimbas ke pertumbuhan ekonomi secara umum.
“Kita minta ini (rencana kenaikan tarif listrik) bisa dikaji ulang,” katanya, kepada hariankepri.com, kemarin.
Politisi PKS ini juga meminta kepada Pemprov Kepri agar mengambil sikap dengan menyurati Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), meminta supaya rencana kenaikan tarif listrik di Kota Batam bisa ditunda atau dibatalkan.
“Karena yang paling terdampak dari rencana ini masyarakat dan pastinya pelaku UMKM,” sebutnya.
Sebelumnya, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad secara tegas meminta kepada PLN Batam untuk menjelaskan kepada masyarakat terkait rencana kenaikan tarif listrik di Kota Industri itu pada Triwulan III Tahun 2024 ini.
“Kita minta PLN Batam jelaskan dan sosialisasikan dulu secara masif, supaya masyarakat tahu alasan dan penyebab tarif listrik naik, lalu lihat seperti apa tanggapan masyarakat,” katanya, kepada hariankepri.com, Kamis (11/7/2024).
Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu mengatakan penyesuaian tarif tenaga listrik di Batam terjadi, karena perubahan parameter makro ekonomi kurs, inflasi, dan harga energi primer terkini.
Dia menjelaskan, bahwa parameter ekonomi makro yang digunakan untuk tariff adjustment triwulan III 2024 telah berubah signifikan dari asumsi ekonomi tahun 2017.
Perubahan tersebut diantaranya kurs sebesar Rp15.656,22/USD dari Rp13.300/USD, harga gas sebesar 6,39 USD/MMBTU dari 5,8 USD/MMBTU, dan harga batubara sebesar 65,90 USD/ton dari 58 USD/ton.
“PT. PLN Batam yang semenjak tahun 2017 belum pernah memberlakukan penyesuaian tarif,” katanya sebagaimana dilansir dari laman resmi Kementerian ESDM.
Penerapan tariff adjustment yang akan berlaku di triwulan III 2024 antara 6,00 – 9,83 persen hanya menyasar 11 dari 23 golongan pelanggan. Menurutnya, Pemerintah sangat berhati-hati dalam menerapkan tariff adjustment dengan tetap menjaga daya saing industri di Batam.
“Sehingga sebagian golongan tarif listrik di Batam masih di bawah biaya pokok penyediaan tenaga listrik,” jelasnya.(kar)