Menjadi Pemain Pendukung
Dalam peran perjuangan ini, pemain pendukung tidak kalah penting dari pemeran utama maupun kedua. Pada tipe ketiga ini, seseorang memberikan kontribusinya bagi berbagai macam amal kebaikan, tetapi ia bukan sebagai orang pertama orang kedua.
Atau bisa juga ia tidak berada pada level strategis ataupun punya otoritas. Tetapi timbangan amal di sisi Tuhan Yang Maha Esa tidak sedikit pun keliru. Bahwa, siapa yang menanam kebaikan pasti ia akan menuainya
Kita, hari ini memang tidak hidup di zaman sejarah proklamasi kemerdekaan. Tapi, setidaknya banyak kesempatan bagi kita untuk menjadi pemeran pendukung, dari sebuah proyek raksasa bernama gerakan perjuangan kebaikan. Apapun bentuknya, di manapun kita berada.
Menjadi “Penonton” Yang Aktif
Dalam peran perjuangan ini, pemain tipe ini tidak diistilahkan untuk orang-orang pemalas.
Apalagi yang ogah berbuat kebaikan. Tapi ini lebih merupakan tempat bagi orang-orang yang setelah dengan segala kesungguhannya berusaha, mereka tetap punya banyak keterbatasan.
Kadang seseorang memiliki begitu banyak kekurangan. Mungkin ia telah berusaha semaksimal mengeluarkan seluruh ikhtiarnya, tapi tetap saja ia tidak bisa berbuat banyak.
Setiap kita sebagai warga negara Indonesia, pada dasarnya punya kavling masing-masing untuk berjuang. Dengan tanpa meninggalkan ikhtiar, untuk terus maju dan menjadi lebih baik.
Atau dengan kata lain, dengan tidak lupa terus berusaha jadi penonton yang baik menjadi pendukung yang baik, begitu seterusnya.
Bisa jadi, ada orang yang di satu posisi amal kebaikan ia sebagai pemeran utama, di kali lain ia menjadi pemeran kedua. atau bahkan sebagai penonton.
Atau sebaliknya, ada juga orang yang di mana-mana selalu menjadi pemeran utama. Itu sangat mungkin dan tidak jadi soal. Tetapi yang lebih penting dari itu semua, bila semua pemahaman di atas, bahwa setiap kita warga negara Indonesia bisa berjuang terus, kita yakini, dan kita sebarluaskan, kita berharap, yang hidup di ruang-ruang hampa tanpa perjuangan yang benar, hanya Saudara kita yang belum mendapatkan hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Seorang bijak pernah berkata “Bermirip-miriplah engkau dengan orang besar, bila engkau tidak bisa seperti mereka”.
Ya, kita memang harus menapaki jalan para pejuang itu, meski medan juang kita berbeda. Setidaknya, kita harus berjiwa pejuang. Karena hidup, memang perjuangan. AWK1980. DIRGAHAYU INDONESIAKU KE-76, KITA TANGGUH, INDONESIA TUMBUH. ***