TANJUNGPINANG (HAKA) – Pembangunan kemandirian ekonomi masyarakat, menjadi prioritas dan atensi khusus Wali Kota, Rahma. Meski anggaran terbatas, tidak membuat mantan anggota DPRD Kota Tanjungpinang ini kehilangan akal, untuk memperkuat pembangunan sektor ekonomi kerakyatan.
Dengan latar belakang dan segala pengalamannya, Rahma mampu mencari sumber-sumber pembiayaan, demi terlaksananya kemandirian ekonomi masyarakat Tanjungpinang.
Di akhir tahun 2022 lalu, wali kota menyerahkan bantuan bajak (cultivator) kepada 12 kelompok tani. Tidak berhenti pada pemberian bantuan peralatan pendukung, belasan kelompok tani lainnya juga mendapatkan bantuan bibit cabai, mulsa, pompa air berikut selang hisap buang, dan electric sprayer.
Pemberian bantuan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan para kelompok tani. Petani yang mengembangkan budi daya jamur, menerima bantuan baglog jamur atau media tanam jamur tiram.
Di samping itu, Wali Kota Rahma juga menyentuh pembangunan di sektor peternakan. Yang menonjol dari program kemandirian ekonomi ini, adalah jenis bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan penerimanya.
Di antaranya, ada 20 keluarga peternak unggas diperkuat dengan bantuan 180 ekor ayam buras dan itik petelur. Untuk yang berbisnis telur asin, diberikan bantuan berupa peralatan pengolahan telur asin. Sementara kelompok-kelompok peternak menerima bantuan ribuan ekor DOC, pakan ternak, serta peralatan pendukung lainnya.
Sementara itu, ada 16 kelompok tani wanita menerima bantuan peralatan pertanian berupa peralatan tani dan bibit pertanian. Untuk 9 kelompok tani yang dinilai memerlukan bantuan dana segar, diberikan bantuan mulai dari Rp 15 juta sampai dengan Rp 60 juta.
Terbatasnya ketersediaan lahan pertanian di Kota Tanjungpinang, tidak menjadi hambatan bagi Rahma, untuk membangun dan menciptakan kemandirian pangan masyarakat di daerah perkotaan.
Dengan terlebih dahulu membentuk kelompok-kelompok peternak di lahan sempit, wali kota lantas memberikan fasilitas peternakan lele.
Sebanyak 15 kelompok peternak, diberikan bantuan masing-masing 50 buah ember berkapasitas 80 liter, 5.000 ekor bibit lele, 10 kilogram bibit kangkung, dan peralatan pendukung budidaya lele dalam ember.
Stimulan berupa bantuan perlatan pertanian dan peternakan tersebut, terbukti berhasil menciptakan kemandirian ekonomi dan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.
Dengan tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok tani dan ternak, masyarakat mampu mengurangi ketergantungan terhadap ketersediaan kebutuhan pangan dari pasar.
Secara mandiri masyarakat yang tergabung dalam kelompok mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, dan bahkan mengoptimalkan pengelolaan hasil tani dan ternak sebagai sumber pemenuhan ekonomi keluarga.
Seperti penampilannya yang juga sederhana, wali kota yang anak petani ini mampu membuat program sederhana menjadi luar biasa. (adv)