NATUNA (HAKA) – Mendengar adanya sejumlah hotel akan dijadikan lokasi karantina terpadu di wilayah Jemengan, sejumlah warga langsung melakukan protes.
Menurut mereka, wilayah Jemengan Kelurahan Ranai Kota berada ditengah pemukiman warga dan terbilang cukup banyak penduduk. Hal ini lah yang menjadi dasar penolakan warga supaya tidak ditempatkan di sejumlah hotel disekitar itu.
“Jika ditempatkan di dua hotel tersebut jelas kami tidak menerima dan kalau bisa ditempatkan di daerah yang cukup jauh dari pemukiman padat penduduk,” kata Adi seorang warga Jemengan, Kamis (27/5/2021).
Ia mengatakan, begitu banyak hotel di wilayah kota Ranai dan sekitarnya, mengapa harus di dua hotel yang dekat dengan pemukiman penduduk.
Menurutnya, setiap kali ada permasalahan di pemerintah selalu saja masyarakat yang menjadi korban dari kebijakan.
“Seharusnya sejak dulu pemerintah sudah bisa mengantisipasi dampak akan lonjakan jumlah pasien Covid-19,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua RW 06, Wan Nopi saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak dengan aksi warga sekitar terkait penolakan tersebut.
“Kita sebagai RT dan RW yang dipilih oleh masyarakat, memiliki kewajiban menyampaikan apa yang menjadi keluhan masyarakat. Namun di satu sisi kita juga merupakan bagian dari pemerintahan,” ucapnya.
Sebelumnya, Penetapan dua hotel tersebut berdasarkan hasil rapat antara Bupati Natuna bersama seluruh Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Natuna.
“Betul memang tadi ada yang memberitahu ke saya bahwa ada penolakan dari warga sekitar. Namun sesuai hasil keputusan rapat lokasi Karantina terpadu di dua hotel di daerah Jemengan yaitu Hotel De’Best dan Hotel Mentari,” kata Hikmat Juru Bicara Tim Gustu Penanganan Covid-19 Kabupaten Natuna.
Dikatakannya, saat ini kapasitas Asrama Haji Natuna sebagai lokasi karantina terpadu sudah hampir penuh.
“Kapasitasnya sekitar 125 orang dan sudah terisi sebanyak 117 orang,” ucapnya.
Hikmat menegaskan bahwa penempatan lokasi di dua hotel tersebut, tidak terlalu berdampak langsung kepada masyarakat sekitar.
“Mereka yang dikarantina tidak juga tidak diperbolehkan keluar hotel. Selain itu akan ada petugas kesehatan maupun yang menjaga setiap harinya,” pungkasnya. (dan)