TANJUNGPINANG (HAKA) – Asisten II Pemprov Kepri, Luki Zaiman Prawira menyatakan, dua dari tiga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Kepri, tidak bergantung lagi pada dana penyertaan modal dari APBD.
Kedua BUMD tersebut kata Luki, adalah Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Kepri dan PT Pembangunan Kepri.
Bahkan keduanya juga sudah Break Event Point (BEP).
“Artinya tidak lagi menggunakan dana penyertaan modal, dan sudah bisa menghidupi dirinya sendiri,” katanya, kepada hariankepri.com.
Dia menjabarkan, untuk Perumda Tirta Kepri justru saat ini sudah bisa menghasilkan dividen atau keuntungan. Namun, memang dividen yang dihasilkan oleh perusahaan itu belum dimasukkan sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemprov Kepri.
“Dividen itu dipergunaan untuk membiayai perluasan cakupan pelayanan di wliayah Tanjungpinang dan Bintan,” jelasnya.
Sedangkan, untuk PT Pembangunan Kepri, yang selama ini kerap merugi, dalam setahun terakhir ini juga ini sudah bisa menghasilkan dividen. Meskipun belum terlalu besar.
“Ini terus kita pacu, dengan melibatkan dalam operasi pasar, serta mengambil beberapa bahan pangan dari beberapa daerah, lalu masuk ke beberapa bisnis tambahan lain,” paparnya.
Sementara itu, untuk PT Pelabuhan Kepri, masih belum bisa menghasilkan dividen serta masih tetap bergantung pada dana penyertaan modal dari APBD.
“PT Pelabuhan Kepri ini masih terus dievaluasi. Karena ada beberapa bisnis yang sudah menguntungkan dan ada juga beberapa bisnis yang belum mendapatkan pendapatan secara maksimal,” pungkasnya.(kar)