Site icon Harian Kepri

Masih Tergantung Impor, Ketahanan Pangan Kepri Masuk Kategori Rawan

Aktivitas bongkar muat bahan kebutuhan pokok di Pelabuhan Sri Payung, Km 6, Kota Tanjungpinang-f/zulfikar-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian, Kementerian Pertanian, Susanto mengungkapkan, nilai ketahanan pangan Provinsi Kepri saat ini berada di urutan 30 dari 34 provinsi di Indonesia.

“Ini istilahnya indeks ketahanan pangannya sedikit rawan,” katanya, di Aula Wan Seri Beni, Pulau Dompak, Kota Tanjungpinang, Senin (6/11/2023) lalu.

Menurutnya, kondisi itu bisa terjadi, karena selama ini supply kebutuhan pokok di Provinsi Kepri masih sangat tergantung dari impor. Baik itu dari luar negeri, maupun dari provinsi lainnya di Indonesia.

“Setelah kita diskusi (dengan Pemprov Kepri) dan kita tanya, ternyata memang ini dikarenakan supply makanan selama ini dari luar,” jelasnya.

Atas kondisi itu, pihaknya pun mendorong Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Kesehatan Hewan (DP2KH) Kepri, untuk melakukan terobosan agar nilai ketahanan pangan di Kepri bisa menjadi lebih baik.

“Ini perlu inovasi dan terobosan yang diharapkan bisa terus meningkatkan indeks ketahanan pangan,” tegasnya.

Terpisah, Kepala DP2KH Provinsi Kepri, Rika Azmi, menuturkan, sebagai upaya untuk meningkatkan indeks ketahanan pangan di Kepri, pihaknya menjalankan Program Talenta Pangan Kepri.

“Program ini hadir dari hasil pemikiran yang mana saat ini dari sisi supply serta jumlah lahan yang tersedia serta petani yang ada di Kepri masih belum memadai,” jelasnya.

Dia melanjutkan, melalui program tersebut, akan menghasilkan kerangka dasar dan perencanaan strategis untuk mencapai tujuan pembangunan, yang mandiri dan mampu mendorong kebutuhan ekonomi daerah dan berkelanjutan.

Selain itu, program yang disusun bersama Tim Pusat Pengkajian Perencanaan dan pengembangan Wilayah (P4W) IPB University tersebut, juga merupakan upaya, agar potensi yang dimiiki oleh daerah senantiasa dapat dikembangkan seoptimal mungkin.

“Serta menyusun arah dan strategi untuk pembangunan pertanian Kepri ke depan,” pungkasnya.(kar)

Exit mobile version