LINGGA (HAKA) – Kabupaten Lingga yang berada di sebelah timur Selat Malaka ini, sudah sejak lama dikenal sebagai pusat kerajaan Melayu. Sehingga tak heran jika kabupaten yang berjuluk Bunda Tanah Melayu ini, memiliki sejumlah peninggalan sejarah.
Salah satunya, Masjid Jami Sultan Lingga yang terletak di Desa Daik, Kecamatan Lingga. Masjid ini dibangun pada tahun 1800, di bawah pemerintahan Sultan Mahmud Syah III.
Tempat ibadah umat muslim ini, menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan religi, yang cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan ketika berkunjung ke kabupaten itu.
Di tahun 2023 ini, masjid yang merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Provinsi Kepri itu, semakin menawan, setelah pada tahun 2022 lalu, Pemprov Kepri melakukan sejumlah revitalisasi di masjid tersebut.
Gubernur Ansar Ahmad mengatakan, revitalisasi yang dilakukan tersebut, selain bertujuan untuk mempercantik, juga untuk mengembalikan bentuk masjid tersebut seperti bentuk aslinya.
“Untuk itu saya pun minta agar atap masjid yang telah diganti dengan spandek untuk dikembalikan menggunakan genteng tanah liat. Begitu pula lantai halaman yang kita ganti dengan marmer,” katanya, Rabu (15/2/2023).
Orang nomor satu di Provinsi Kepri itu melanjutkan, dirinya secara khusus meminta agar bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan revitalisasi tersebut menggunakan kualitas yang terbaik.
“Seperti cat dari Jerman dan karpet dari Turki. Semua kita pilihkan yang terbaik, agar hasilnya dapat menjadi kebanggaan warga Kepri dan menjadi andalan destinasi wisata,” ujarnya.
Plt Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Kepri, Raja Hery Mokhrizal, menambahkan, Masjid Jami Sultan Lingga memiliki arsitektur yang unik. Keunikannya dapat terlihat dari atapnya, yang berbentuk limas yang dihiasi ornamen-ornamen Islami.
Selain itu, masjid ini juga memiliki menara yang tinggi yang dapat dilihat dari kejauhan. Serta, ada juga kubah-kubah kecil yang semakin menambah keindahan masjid tersebiut.
“Selama masa kejayaannya, Masjid Jami Sultan Lingga menjadi pusat kegiatan keagamaan masyarakat Lingga,” tuturnya.(kar)