BINTAN (HAKA) – Calon Bupati Bintan, Alias Wello melakukan pertemuan dengan sejumlah mahasiswa dan warga Kabupaten Bintan, Senin (2/11/2020).
Dari pertemuan itu, muncul pertanyaan dari warga soal komitmen Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bintan nomor urut 2, Alias Wello dan Dalmasri, tentang pemekaran wilayah kecamatan dan desa di Bintan.
Alias Wello yang biasa disapa AWe mengatakan, akan mewujudkan pemekaran kecamatan dan desa di Bintan. Jika diamanahkan memimpin Pemkab Bintan ke depan.
“Komitmen kami untuk memekarkan sejumlah wilayah desa dan kecamatan di Bintan sudah ada dalam visi misi yang telah disampaikan di DPRD Bintan. Jangan diragukan lagi,” terang AWe.
AWe berani jamin. Sebab, dirinya telah memiliki pengalaman selama 4 tahun terakhir, soal memekarkan daerah-daerah di Kabupaten Lingga, baik itu, kecamatan maupun desa.
“Anda boleh cari informasi. Dimana ada daerah di Indonesia, yang berhasil memekarkan 1 kecamatan menjadi 4 kecamatan. Itu pasti salah satunya ada di Lingga,” tegasnya.
Menurut AWe, perjuangan memekarkan kecamatan Senayang, sebagai kecamatan induk di Lingga. Bisa melahirkan 3 kecamatan baru yakni, Temiang Pesisir, Bakung Serumpun dan Katang Bidare.
“Ini memang bukan pekerjaan mudah. Mulai dari pembahasan di internal sampai pengajuan ke DPRD. Usulan pemekaran 1 kecamatan menjadi 3 ini, dianggap mustahil. Tapi, saya tetap jalan,” tuturnya.
Keberhasilan AWe memekarkan Kecamatan Senayang menjadi 3 kecamatan. Membuat sejumlah koleganya sesama Bupati di beberapa daerah memberikan julukan kepada Alias Wello dengan nama “Raja Pemekaran.”
“Bukan bermaksud menyombongkan diri, tapi ini sebuah fakta. Kalau mau bicara tentang pemekaran, belajarlah ke Lingga. Karena itu, dalam visi misi saya dan Pak Dalmasri, pemekaran wilayah itu menjadi salah satu target,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, AWe mengisahkan pengalamannya memperjuangkan pemekaran kecamatan Senayang, yang membuat dirinya harus bolak – balik ke Kementerian Dalam Negeri di Jakarta.
“Saya kalau berjuang tak pernah setengah – setengah. Tak peduli harus bolak – balik Lingga – Jakarta sampai 3 kali seminggu. Kadang – kadang, saya harus berlayar tengah malam dari Lingga ke Batam untuk mengejar pesawat pagi,” kisahnya.
Sebagaimana diketahui, selama 4 tahun AWe – Muh Nizar memimpin Lingga. Keduanya juga sukses membentuk 11 desa baru, yang tersebar di sejumlah kecamatan.
“Tahun 2016, Lingga hanya punya 10 kecamatan dan 75 desa. Tapi, tahun 2020 ini, Lingga sudah punya 13 kecamatan dan 86 desa,” imbuh AWe. (rul)