Oleh:
Buana Fauzi Februari
Koordinator Komite Aparatur Pemantau Pemilu (KAPP)
SLOOOW lah, idiom ini akan sering kita dengar dalam obrolan di kedai kopi, atau tempat-tempat nongkrong di Kota Tanjungpinang, ibukota Provinsi Kepulauan Riau.
Kenapa penjelasan untuk status kota kami tercinta ini perlu saya tuliskan?. Karena tak sedikit orang yang tahunya hanya Pangkal Pinang. Padahal, Tanjungpinang pada 6 Januari 2023 lalu, sudah berusia 239 tahun. Memang Tanjungpinang sudah tua Bangka umurnya tapi bukan di Bangka letaknya.
Yang menariknya, meskipun bernama Tanjungpinang, yang dibangun menjadi ikonik daerah ini malah Tugu Daun Sirih Emas. Dan saat ini sudah jarang terlihat barisan pohon pinang menghiasi selasar jalan.
Jadi kayaknya Tanjungpinang butuh Wali Kota yang paham sejarah dan menjaga tradisi bahasa, budaya, seni dan kearifan lokal, selain tentunya harus punya kemampuan manajerial yang baik.
Hari ini, Rabu 25 Januari 2023, hujan ringan masih membasahi lembapnya tanah sisa deras hujan dalam seminggu ini. Bagi warga Tionghoa, hujan di saat perayaan Imlek, dimaknai sebagai rezeki yang bakal terus membasahi sepanjang tahun.
Air laut pasang dalam, hingga hampir menenggelamkan pemukiman pelantar di pesisir Kampung Bugis dan Senggarang, kawasan kota tua di bilangan Kecamatan Tanjungpinang Kota.
Kondisi alam yang ekstrem begini memberikan inspirasi saya untuk membuat tulisan ini. Sebagai anak jati Tanjungpinang, saya merasa terpanggil untuk peduli atas masa depan kota ini. Sambil menyeruput secangkir kopi “o”, tulisan ini saya sajikan dengan gaya bertutur.
Tak dapat dielak, pergulatan kepentingan untuk saling menjatuhkan dan merebut simpati masyarakat sebagai bakal calon kepala daerah, pada Pemilihan Walikota Tanjungpinang 2024 nanti sudah terasa.
Beberapa nama yang mencuat ke publik dari bincang-bincang media sosial dan kedai kopi menyebut petahana Rahma masih sebagai calon kuat.
Nama Wali Kota periode lalu, Lis Darmansyah yang kini menjadi Legislator DPRD Kepri juga tak bisa dilupakan. Selain keduanya, muncul kemudian nama Bobby Jayanto, tokoh Tionghoa yang juga legislator DPRD Provinsi Kepri.
Sejawat dengan Lis dan Bobby ada nama Teddy Jun Askara ikut meramaikan bursa kontestasi. Ada pula nama politisi lain yang ikut tersebut ada Ade Angga, Agus Wibowo, Ismiyati, Maya Suryanti. Tak ketinggalan dari kalangan birokrat muncul nama Raja Ariza, Heri Sani dan Buana Fauzi Februari.
Saya tak ingin membahas hiruk pikuk Pilwako yang lalu. Lebih sedap kita kaji peluang pasangan, yang mungkin akan bertarung pada ajang Pilkada serentak 27 November 2024 mendatang.
Kita mulai dari menghitung potensi partai politik peserta pemilu 14 Februari 2024 nanti, ada 18 parpol yang dinyatakan sebagai peserta Pemilu 2024. Dan perolehan suara mereka nantinya, yang akan menjadi syarat pengusungan pasangan calon kepala daerah, soal calon perseorangan kurang menarik untuk dibahas pada Pilkada serentak 2024.
PDIP menjadi pemenang Pemilu 2019 di Tanjungpinang, dengan perolehan 5 kursi legislator disusul Golkar dan Nasdem dengan perolehan 5 kursi dan 4 kursi. Kemenangan PDIP, mengantarkan kader perempuannya Yuniarni Pustoko Weni sebagai Ketua DPRD. Namun sayangnya, hasil Pemilu 2019 tidak berlaku untuk pengusungan calon Pilkada karena hasil Pemilu 2024 yang menentukan.
Partai Nasdem menjadi partai pendukung pemerintah di kepemimpinan Rahma sebagai Wali Kota Tanjungpinang. Rahma merupakan kader Nasdem. Bisa dibilang, apapun kebijakan yang Rahma canangkan akan berimbas pada elektabilitas Nasdem.
Dari pantauan di lapangan, banyak kebijakan Rahma yang dianggap terobosan baru dan disenangi masyarakat sehingga diyakini akan mendongkrak suara Nasdem.
Rahma juga piawai memainkan perannya sebagai pemimpin perempuan. Dari data jumlah DPT pada Pemilu 2019, Pemilih perempuan 74.776 sedang jumlah pemilih laki-laki 76.606 sehingga total jumlah pemilih 151.382.
Maka dapat diprediksi suara kaum perempuan Tanjungpinang akan mengalir kepadanya, cara Rahma menjalin silaturahmi ke semua golongan juga patut diacungi jempol.
Dia tak segan bergabung dengan ibu-ibu IKM dan pedagang asongan, sampai petugas parkir ikut dirangkulnya. Sosok Rahma juga dianggap sukses mengubah wajah kota lama Tanjungpinang menjadi semakin berseri.
Dari pencapaian kinerja Rahma dan dengan jejak konsolidasi Nasdem di akar rumput, target Nasdem meraup 6 sampai 8 kursi dimungkinkan. Bila hal itu terjadi, maka Nasdem dapat mengusung pasangan calon sendiri dari internal, tanpa perlu menggandeng partai politik lain. Hal itu sudah dibuktikan Nasdem di Kota Batam dan Kabupaten Lingga.
Rahma – Bobby adalah pasangan calon yang paling dimungkinkan diusung Nasdem, Bobby Jayanto adalah Ketua DPC Partai Nasdem Kota Tanjungpinang, Tokoh Tionghoa yang satu ini paling kharismatik pembawaannya, dan suara kalangan etnis Tionghoa secara bulat pasti ke pasangan ini.
Berikutnya kita bahas peluang Lis Darmansyah maju kembali. Saat memimpin Tanjungpinang di periode 2013-2018 yang lalu, ada banyak juga kemajuan yang sudah Lis torehkan.
Pembangunan dan perbaikan infrastruktur, reformasi birokrasi dan peningkatan kesejahteraan aparatur, penataan sejumlah kawasan strategis serta menghidupkan banyak titik-titik kegiatan perekonomian baru.
Lis juga merupakan komunikator politik yang andal. Di eranya ia mampu menciptakan kondusifitas pemerintahan sehingga hampir tak pernah ada polemik pada proses penetapan APBD tiap tahunnya, Riono yang ditunjuk menjalani tugas Sekretaris Daerah bertahan dari awal sampai periode jabatan Wali Kota berakhir.
Dengan melihat realitas politik yang ada, Lis akan berpeluang maju dan menang bila menggandeng figur muda yang visioner dan punya basis massa yang kuat, dia adalah Teddy Jun Askara.
Politisi Partai Golkar ini, menguasai kantong suara di kampung- kampung tua, sebut saja Kampung Bukit, Gudang Minyak, Tanjung Unggat, Kampung Bulang, Ganet, Dompak, di sejumlah komunitas nama TJA, begitu biasa Teddy disapa, tak diragukan lagi popularitas dan elektabilitasnya.
Paduan Lis-Teddy yang bakal diusung PDIP dan Golkar semakin membuat Pilwako Tanjungpinang 2024 menjadi seru, Rahma dan Lis hanya bisa memimpin Tanjungpinang 1 periode saja lagi. Yang menjadi Wakil mereka adalah penerus estafet kepemimpinan berikutnya.
Saya mungkin saja akan membuat kajian ulang bila ada perkembangan politik terbaru nanti, sekian dulu dari saya, Tanjungpinang Kota Ramah, Tanjungpinang Kampong Kite.***