TANJUNGPINANG (HAKA) – Malang benar nasib Nofrianti gadis berusia 21 tahun ini. Di kala gadis seusianya sibuk mengejar cita-cita, namun gadis yatim piatu yang tinggal di Jalan Usman Harun No 21 RT 03/11 ini mengalami kelainan perkembangan. Sehingga, walaupun usianya sudah terbilang dewasa, tapi kondisi fisik Nofi tak ubahnya seperti anak berusia tujuh tahun.
Kini, bungsu dari empat bersaudara itu hanya mampu terbaring lemah di atas kasur dengan kondisi kulit membalut tulang. Mirisnya lagi, selama belasan tahun mengalami kelainan pertumbuhan tak sekalipun Nofi mendapatkan bantuan ataupun perhatian dari pemerintah.
Praktis, kini Nofi dan keluarganya yang merupakan dari kalangan tidak mampu itu, hanya bisa pasrah kepada Ilahi dan berharap uluran tangan dermawan untuk meringankan bebannya.
Sofyan Arianto abang kandung Nofi menceritakan, kelainan yang diderita adiknya tersebut terjadi sejak Nofi berusia beberapa hari. Waktu itu kata dia, Nofi terjatuh dari gendongan Almarhumah ibunya. Namun, karena kedua orang tuanya tidak memiliki biaya. Nofi hanya dirawat di rumah.
“Sejak saat itulah kondisinya jadi seperti ini,” ujarnya.
Karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Dan ia harus bekerja. Setiap hari Nofi pun terpaksa dititipkan di rumah tetangganya Ningsih yang jaraknya tak jauh dari rumahnya.
Sejatinya kata dia, ia ingin membawa adiknya tersebut berobat. Namun, apalah daya ia hanya seorang karyawan toko yang penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari. “Untungnya dia ini tidak pernah sakit,” sebutnya.
Dengan kondisinya itu, ia pun berharap, pemerintah mau untuk meringankan bebannya itu. Walaupun diakuinya, selama ini ada beberapa orang yang merasa kasihan dengan kondisi adiknya itu datang untuk membantunya. Bantuan dari para dermawan itu dibelikannya pampers untuk Nofi. Sebab, jangankan untuk berdiri, untuk berbicara saja Nofi hanya mampu bergumam.
“Kami hanya mampu berharap ada pihak yang mau membantu untuk kesembuhan Nofi,” harapnya.(kar).
