NATUNA (HAKA)-Polemik yang terjadi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Subi, Natuna ternyata belum berakhir. Setelah pernah melakukan aksi protes, hingga dimediasi oleh pemerintah daerah, kini para guru yang menuntut kepala sekolahnya mundur tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Setelah dua kali mogok mengajar, kini para guru terancam dipecat apabila masih mau mogok mengajar. Hal ini terungkap dari salah seoarang orang tua siswa Indrawan, kepada hariankepri.com.
Usai pelaksanaan Ujian Nasional (UN) beberapa waktu lalu, para guru dan staf tata usaha SMAN 1 Subi menggelar aksi mogok mengajar lagi, tepatnya Selasa 18 April 2017. Ternyata aksi ini tidak diperbolehkan lagi oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri Arifin Nasir.
“Kayaknya ada intervensi dari disdik provinsi kepada para guru,” ungkapnya.
Ia mengatakan, informasi yang didapatnya dari sejumlah guru, bahwa apabila masih ada guru maupun honorer yang mogok kerja akan dikeluarkan dari sekolah alias dipecat.
Persoalan yang dihadapi SMA 1 Subi ini adalah, ketidakcocokan antara para guru dengan kepala sekolah. Para guru telah meminta kepada sejumlah pihak, termasuk dinas pendidikan provinsi agar kepala sekolah tersebut diganti. Namun saat ini, kebijakan mengganti kepala sekolah tidak terakomodir, malah para guru terancam dipecat apabila melakukan aksi mogok kerja sebagai bentuk protes penolakan kepada kepala sekolah.(fer)