LAUT sudah menjadi bagian dari hidupnya. Menyelam dan salto, jadi hobinya saat masih menjadi tukang pembersih kapal. Inilah kisah lain Nurdin Basirun mantan kapten kapal yang kini menjadi orang nomor satu di Provinsi Kepri.
Nama Kuala Enok, Provinsi Riau mungkin tak akan pernah lekang dari ingatan Nurdin Basirun. Di tempat itulah, puluhan tahun silam ia mulai menempa ilmu di bidang pelayaran.
Adalah Muhammad Tang, seorang mantan kapten kapal, yang kala itu menjadi tempat ia berguru, mendalami seluk beluk dunia pelayaran.
Karir Nurdin di dunia pelayaran diawali sebagai tukang bersih-bersih kapal. Ketika bertemu dengan Nurdin, saat Hari Jadi Laskar Banjar Dalas Hangit (LBDH) ke 1, di Pantai Mak Dare, Batu Besar Kota Batam, Minggu (17/3/2019) kemarin, Muhammad Tan menceritakan, bila Nurdin diakuinya sebagai pemuda yang cekatan.
Pernah dalam suatu waktu, ketika mereka sedang berlayar di Kuala Enok, mesin kapal yang dinakhodainya mogok.
Tanpa menunggu perintah, Nurdin muda langsung terjun ke dalam air, untuk membersihkan kipas kapal, yang menjadi penyebab terganggunya perjalanan mereka kala itu.
Namun, betapa terkejutnya mereka. Sebab, bukan sampah yang membelit kipas kapal, tapi potongan badan ular.
“Tapi tetap saja diangkat ke atas karena menganggu,” kata dia mengisahkan.
Tak hanya dikenal berani dan cekatan. Di mata Muhammad Tan, Nurdin muda yang dikenalnya juga memiliki hobi lain.
Nurdin kata dia, paling hobi melakukan aksi salto bila ingin terjun ke laut, atau sungai selepas membersihkan kapal. Bukan cuma sekali, aksi itu selalu dilakukannya berulang kali.
“Seperti para peloncat indah saat mengikuti turnamen,” selorohnya.
Dalam pertemuan itu Nurdin pun sempat terngiang suatu kejadian, disaat ia melakukan aksi salto di perairan Kuala Enok puluhan tahun silam.
Ketika itu, usai melakukan aksi pertama, ia mendadak mengurungkan niatnya untuk melakukan aksi yang sama.
Bukan karena kedinginan atau cedera. Tapi, waktu itu serombongan buaya tiba-tiba saja melintas di hadapannya. Kondisi itu jelas membuat ciut nyalinya.
“Kalau saya terjun pas mereka lewat, langsung diterkam agaknya,” kata Nurdin sembari tertawa.
Pertemuan Nurdin dengan Muhammad Tang pada akhir pekan lalu menjadi ajang bagi Nurdin untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus bernostalgia bersama kerabat lamanya.
Nostalgia kala itupun ditutup dengan sebuah lagu Balada Pelaut, lagu kegemarannya. Seperti tak ingin berpisah, sebelum beranjak, orang nomor satu di Provinsi Kepri itu memeluk erat bekas gurunya itu sembari menyebut kepada bawahannya yang medampinginya waktu itu ; “Ini Pak Haji, tau tak, Kapten saya dulu,” tutupnya.(zulfikar)