ANAMBAS (HAKA) – Anambas dikenal punya sumber daya ikan yang berlimpah, sehingga seekor tongkol ukuran sedang dijual dengan harga hanya sekitar Rp 10 ribu. Di musim angin kencang seperti sekarang harga tongkal yang sama naik jadi Rp 40 ribu per ekor. Apa pasal? Nelayan tak berani melaut karena gelombang tinggi. Nelayan tak melaut ikan pun hanyut. Jadi mahal harganya.
Bukan cuma mahal, di musim angin kencang dan gelombang hingga sekitar 2,5 meter, aktivitas jual beli ikan di pasar pun ikut lumpuh sejak sekitar sepekan terakhir. Kalau pun ada yang jual ikan dipastikannya harganya bisa sampai empat kali lipat lebih mahal.
Di musim angin kencang ini sebenarnya ikan lebih mudah diperoleh. Selain itu, nelayan juga tidak perlu harus melaut hingga sekitar 8 mil laut dari pantai. Cukup sekitar 4 mil laut saja dari pantai sudah diperoleh banyak ikan. Akan tertapi dengan teknologi yang sederhana tidak banyak yang mau mengejar ikan ke tengah laut.
Abdullah, seorang nelayan di Anambas mengatakan dengan gelombang rata-rata sekitar 2,5 meter, dia dan kawan-kawannya lebih memilih untuk beristirahat di rumah. Menurutnya, itu lebih baik daripada harus menyabung nyawa ke tengah laut.
“Gelombang laut seperti ini, siapa yang mau ambil risiko?” kata Abdullah, kemarin.
Menjawab pertanyaan apakah masih ada nelayan yang berani melaut? Abdullah, menjawab masih ada. Tapi tidak banyak. (sna)