Site icon Harian Kepri

Nilai Tukar Dolar US Mendekati Rp 16 Ribu, Harga Barang Impor Bakal Naik

Foto ilustrasi dolar Amerika dan rupiah-f/istimewa-cnbc

JAKARTA (HAKA) – Pada penutupan perdagangan Kamis (19/10/2023), Rupiah sedikit menguat di angka Rp 15.856, ada peningkatan nilai sekitar 0,81% atau menguat 128 poin.

Meski menguat, jumlahnya sudah hampir menyentuh level Rp 16.000. Para analis keuangan menilai, mata uang negeri Paman Sam ini puncaknya bakal menguat ke level Rp 16.000.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, bisa jadi pekan depan mata uang Rupiah akan terus melemah dan membuat Dolar AS berada di level Rp 16.000.

“Ada kemungkinan besar kalau rupiah tembus di Rp 15.900 hingga Rp 16.000, pada pekan depan. Karena kuncinya itu invasi Israel ke Gaza, kalau jadi invasi akan sangat besar kemungkinannya jadi Rp 16.000. Ini memang masalah eksternal yang terlalu kuat,” ungkap Ibrahim, dilansir dari detik.com, Sabtu (21/10/2023).

Ia menilai, naiknya tensi geopolitik setelah adanya konflik Israel dan Hamas diyakini menjadi biang keroknya. Konflik tersebut membuat ketidakpastian dirasakan oleh pasar.

“Mata uang Dolar sebagai safe haven pun dipilih sebagai instrumen paling aman untuk dipegang oleh investor,” imbuhnya.

Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, menguatnya nilai tukar Dolar AS ini dikhawatirkan dapat memicu kenaikan harga barang dan inflasi.

Ia menilai ketika depresiasi rupiah terjadi sangat dalam, bahkan mencapai di level Rp 16.000 ke atas, maka ini akan mempengaruhi nilai atau harga produk impor yang masuk ke dalam negeri.

“Hal ini sudah tentu akan mempengaruhi perubahan harga terutama, produk yang bahan bakunya itu sangat bergantung terhadap impor dari luar negeri,” jelasnya.

Ketika terjadi perubahan harga pokok produksi, maka harga jual berpeluang untuk berubah dan mengalami peningkatan.

“Tak terkecuali harga komoditas pangan yang diimpor,” tegasnya. (fik/dtk)

Exit mobile version