Site icon Harian Kepri

Nurdin Ngaku Berdebar Saat Lantik Dirut PT Pelabuhan Kepri

Dirut PT pembangunan Kepri Capt Darmansyah (kanan) bersama dua direksi lainnya saat akan dilantik Gubernur Nurdin Basirun, Senin (9/4/2018)

TANJUNGPINANG (HAKA) – Polemik panjang penetapan Direktur Utama (Dirut) PT Pelabuhan Kepri berakhir sudah. Setelah Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Nurdin Basirun melantik Capt Darmansyah, sebagai Dirut PT Pelabuhan Kepri di Gedung Daerah, Senin (9/4/2018).

Selain melantik Capt Darmansyah, Nurdin juga ikut melantik dua kandidat lainnya yang kalah dalam proses seleksi yakni Capt Rio Onasis dan Widrasto Dwi Guntoro untuk masuk dalam jajaran direksi PT Pelabuhan Kepri yang baru.

Usai melantik Nurdin mengaku merasa deg-degan saat melantik direksi PT Pelabuhan Kepri yang baru tersebut.

“Saya di ruangan ini (gedung daerah, red) banyak sekali melantik, tapi hari ini dada saya agak berdebar, karena ada keistimewaan bagi saya dan juga harapan masyarakat,” ujarnya.

Ia berharap di bawah kepemimpinan Capt Darmansyah dan dua direksi lainnya, PT Pelabuhan Kepri dapat menggarap potensi maritim yang ada di Provinsi Kepri, yang tujuannya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Menurutnya hal tersebut bukanlah suatu hal yang mustahil, mengingat kondisi geografis Provinsi Kepri yang 96 persen merupakan lautan yang tentu harus digarap dengan maksimal.

Ia pun memberikan waktu selama 100 hari kerja ke direksi baru untuk menunjukkan hasil kerjanya.

“Saya yakin ketiga direksi ini orang yang handal dan dapat memberi kojtribusi, 100 hari kerja harus nampak jelas kerjanya nampaklah sinar-sinar cakrawala untuk kebahagiaan masyarakat Kepri,” pintanya.

Ditemui usai pelantikan, Dirut PT Pelabuhan Kepri Capt Darmansyah mengaku sanggup untuk memenuhi target 100 hari kerja, seperti yang dinstruksikan oleh Gubernur Kepri Nurdin Basirun.

Ia menyebut, target jangka pendek yang akan dilakukan pihaknya dalam waktu dekat ini yakni PT Pelabuhan Kepri akan melakukan pembersihan pantai, khususnya pantai di perairan Bintan dari tumpahan minyak.

“Dalam waktu dekat ini akan kita coba sikapi dan didalami penyebabnya karena apa. Karena setiap tahun itu pasti terjadi,” sebutnya.

Selain itu, ia dan direksi lainnya juga akan mencoba untuk menggarap potensi yang ada di Selat Malaka dan Selat Philip. Salah satunya kata dia, seperti jasa pelayanan pemanduan dan servise logistik. “Sementara itu dulu,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Komisaris PT Pelabuhan Kepri menyampaikan, untuk kondisi keuangan PT Pelabuhan Kepri saat ini masih dalam tahap audit oleh akuntan publik.

“Mungkin seminggu lagi baru keluar, setelah itu baru diserahkan ke dirut yang baru berikut rencana kerja anggaran untuk 2018-2019. Setelah itu baru RUPS untuk kemudian disetujui Gubernur,” jelasnya.

Disinggung soal keadaan aset PT Pelabuhan Kepri saat ini, Ketua BP3KR ini menyebut saat ini modal PT Pembangunan Kepri masih tersedia sebanyak Rp 21 miliar dari dana penyertaan modal sebanyak Rp 25 miliar. Selain itu ada juga aset berupa kapal, Pelabuhan di Tanjungsekatap, Pulau Dompak, dan terminal khusus di Teluk Sasah.

“Terminal khusus itu masih dalam proses itu fungsinya untuk mengirim listrik di Bintan. Itu semua sudah teken kontrak dengan The Bright Batam,” pungkasnya.(kar)

Exit mobile version