TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Elfiani Sandri optimis, pada tahun 2024 mendatang, kasus stunting di Kota Tanjungpinang, turun dan bisa berada dibawah target nasional.
“Target nasional pada tahun 2024 di angka 14 persen. Kami sangat optimis bisa melewati target itu,” kata Elfiani, Senin (2/10/2023) kemarin saat ditemui di Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Senggarang.
Ia menjelaskan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), status stunting di Tanjungpinang pada tahun 2022, di angka 15,7 persen. Sedangkan tahun 2021, sebesar 18,8 persen, artinya mengalami penurunan 3,1 persen.
“Kenapa kita bisa optimis capai target, dari 2021 ke 2022 bisa turun 3,1 persen. Apalagi 2022 sudah diangka 15,7 persen, tentu untuk mencapai 14 persen tidak berat,” kata Elfiani optimis.
Kendati demikian, Elfiani belum bisa menjelaskan, berapa persen kasus stunting di tahun 2023 ini, serta apakah sudah mengalami penurunan atau belum.
“Data SSGI terbaru sampai saat ini belum diterima, sekarang mereka masih survei, mungkin 5 Oktober 2023 nanti baru bisa kita terima dari pusat,” ucapnya.
Elfiani menjelaskan, jika menggunakan data nama dan alamat (by name and by address), angka stunting di Kota Tanjungpinang sejumlah 353 orang.
“353 ini berdasarkan data posyandu di Tanjungpinang, dan mudah-mudahan nanti angka ini turun lagi,” ucapnya.
Menurutnya, angka stunting tersebut akan terus mengalami penurunan, karena sudah banyak penanganan stunting yang dilakukan, baik OPD maupun lintas sektor.
Termasuk makin bertambahnya jumlah orang tua asuh di Tanjungpinang, yang memberikan bantuan makanan bergizi terhadap anak-anak stunting.
“Dengan program ini tentu nanti akan bisa mendapatkan hasil terbaik,” tukasnya.(zul)