BATAM (HAKA) – Panitia Musyawarah Wilayah (Muswil) Pemuda Pancasila Provinsi Kepri mengeluhkan, pembayaran beberapa aitem kegiatan di Muswil pada 27-29 Juni 2022 silam, belum tuntas.
“Iya, ada utang yang belum dilunasi ke pihak ketiga,” ucap Koordinator Bidang Humas, Dokumentasi dan Publikasi Panitia Pelaksana, Nurjali, melalui rilis yang diterima hariankepri.com.
Ia menerangkan, ada tiga kandidat yang mengambil formulir pendaftaran calon, yaitu Muhammad Lutfi, Neko Wesha Pawelloy dan Sunarto Poniman. Sesuai keputusan Steering Comitee (OC) maka setiap calon harus menyetorkan biaya Muswil yang dibagi secara adil.
Adapun total biaya Muswil Pemuda Pancasila Kepri sebesar Rp 500 juta. Jika dibagi tiga maka setiap calon wajib menyetor Rp 175 juta.
Dari 3 kandidat kata Nurjali, hanya dua calon yang menyetor uang tunai dimaksud yakni, Neko Wesha Pawelloy dan Sunarto Poniman. Sedangkan, Muhammad Lutfi tidak menyetor duit itu hingga tanggal 20 Juni 2022 silam.
“SC dan OC mengadakan rapat bersama caretaker MPW, dan memutuskan bahwa salah satu calon dinyatakan gugur karena tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan,” ujarnya, Rabu (13/7/2022).
Untuk menutupi kekurangan itu, maka Calon Neko Wesha Pawelloy dan Sunarto Poniman, harus menyetor tambahan biaya lagi sebesar 75 juta per orang. Namun hingga Muswil berjalan hingga selesai hanya kandidat Neko Wesha Pawelloy yang mampu memenuhi syarat tersebut.
“Sementara kandidat Sunarto Poniman, seperti yang dibacakan oleh Ketua OC dalam laporan pertanggung jawaban Muswilnya belum juga menyetor kekurangan yang seharusnya dipenuhinya secara sportif,” jelasnya.
Hal itu berdampak di beberapa bidang kegiatan. Sehingga, kata Nurjali, panitia masih memiliki utang piutang ke pihak ke tiga, mulai dari seksi acara, humas, dan hotel.
“Di dokumentasi kami, hanya dana tranportasi humas yang baru dibayar. Terus teman-teman lain juga sama ada yang belum dilunasi, ini sangat miris. Apalagi kemarin kita dengar oknum pengurus MPN secara sepihak menetapkan calon yang belum melunasi biaya Muswil,” tuturnya.
Atas kejadian itu, Nurjali mengaku sebagai kader Pemuda Pancasila, dirinya merasa malu, dengan kejadian ini. Sehingga dirinya, berharap agar panitia dapat segera menyelesaikan yang menjadi kesepakatan bersama antara masing-masing ketua.
“Jadi kemarin saya hubungi ketua panitia atau OC soal ini, tapi jawabannya saudara Sunarto Poniman yang akan melunasi, tapi hingga saat ini belum sepeserpun dilunasi,” sambung Nurjali.
Yang lebih mirisnya lagi, kata Nurjali, dalam persoalan Muswil ini ada salah satu oknum malah menetapkan calon yang tidak komitmen pada proses pencalonan itu.
“Jelas ini, sangat mencoreng nama baik organisasi yang besar ini, kita berharap kader-kader seperti ini dapat dievaluasi, untuk dapat menjaga nama baik Pemuda Pancasila ke depannya,” pungkasnya. (rul/rilis)