Site icon Harian Kepri

Pariwisata Terpuruk, Pertumbuhan Ekonomi Kepri Terkontraksi Minus 3,80 persen

Pelabuhan Internasional Bandar Bintan Telani, Lagoi, Kabupaten Bintan, Selasa (13/10/2020) tampak sepi aktivitas selama masa pandemi Covid-19. f/zulfikar-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri sepanjang 2020 mengalami kontraksi sebesar minus 3,80 persen, setelah pada 2019 tumbuh sebesar 4,48 persen.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Kepri, Zunadi mengatakan, kontraksi atau penurunan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri sepanjang 2020, dipengaruhi kebijakan pembatasan bepergian akibat pandemi Covid-19.

Kebijakan itu ujarnya, membuat sejumlah tempat aktivitas perekonomian seperti tempat hiburan, cafe, serta tempat karaoke yang selama ini menjadi salah satu faktor pendukung penggerak ekonomi, dari sektor pariwisata di Kepri menjadi sepi.

Hal itupun, berimbas pada turunnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kepri sepanjang 2020.

“Kepri itukan tiga terbesar penyumbang parisata di Indonesia selain Bali dan Jakarta. Makanya, kita agak terkontraksi karena kondisi pariwisata kita yang kurang baik,” katanya, Senin (8/2/2021).

Dipaparkannya, sepanjang 2020 kategori jasa lainnya mengalami kontraksi terdalam yakni sebesar -68,83 persen.

Kemudian, jasa perusahaan sebesar -41,88 persen dan kategori penyediaan akomodasi dan makan minum yang terkontraksi sebesar -41,01 persen.

“Bila dilihat dari sumber kontraksi ekonomi Kepulauan Riau tahun 2020 secara kumaltif, kategori konstruksi memberikan andil kontraksi terbesar yaitu -1,19 persen; diikuti perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar -1,08 persen, dan penyediaan akomodasi makan minum sebesar -0,97 persen,” jelasnya.(kar)

Exit mobile version